.

Cartoon Toad Jumping Up and Down

Senin, 09 Maret 2015

INFEKSI NIFAS



INFEKSI NIFAS

PRINSIP DASAR
·         Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah peresalinan disebut infeksi nifas.suhu 38°C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postparttum dan di ikur per oral dan sedikitnya 4 kali sehari disewbut sebagai morbiditas puerperalis.kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam masa nifas,dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital.
·         Beberapa faktor predisposisi:
- kurang gizi atau malnutrisi,
- anemia,
- higiene
- kelelahan,
- proses persalinan bermasalah :
·                Partus lama/macet,
·                Korionamnionitis,
·                Persalinan traumatik,
·                Kurang baiknya pencegahan infeksi,
·                Manipulasi yang berlebihan,
·                Dapat berlanjut ke infeksi dalam masa nifas.
MASALAH
·         Infeksi nifas merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pascabersalin.
·         Derajat komlikasi bervariasi sangat tajam,mulai dari mastitis hingga adanaya koagulasi intravaskular diseminata.
Penanganan umun
·         antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan) yang dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.
·         Berikan pengobatan yang rasional dan efektif  bagi ibu yang mengalami infeksi masa nifas.
·         Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.
·         Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.
·         Beri catatan atau intruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-gejala yang harus di waspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.
·         Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir,dari ibu yang mengalami infeksi pada masa persalinan.
·         Berikan hidrasi oral/IV secukupnya.





PENILAIAN KRITIS
TABEL 25.1: Diagnosis febris pascapersalinan


Gejala dan tanda yang selalu di dapat
Gejala lain yang mungkin di dapat

Kemungkinan diagnosis
Nyeri perut bagian bawah
lokhe yang purulen dan berbau
terus tegang dan subinvolusi
Perdarahan pervaginam
Syok
Peningkatan sel darah putih,terutama polimornuklear lekosit
Metritis (endometritis atau endomiometritis)
Nyeri perut bagian bawah
Pembesaran perut bagian bawah
Demam yang terus menerus
Dengan antibiotik tidak membaik
Pembengkakan pada adneksa atau kavum douglas
Abses pelvik
Nyeri perut bagian bawah
Bising usus tidak ada
Perut yang tegang (rebound tendernes)
Anoreksia/muntah
peritonitis
Nyeri payudara dan tegang
Payudara yang mengeras dan membesar (pada kedua payudara) biasanya terjadi antara hari 3-5 pascapersalinan
Bendungan pada payudara
Nyeri payudara dan tegang/bengkak
Ada inflamasi yang didahului bendungan
Kemerahan yang batasnya jelas pada payudara
Biasanya hanya satu payudara
Biasanya terjadi antara 3-4 minggu pascapersalian
Mastitis
Payudara yang tegang dan padat kemerahan
Pembengkakan dengan ada fluktuasi
Mengalir nanah
Abses payudara
Nyeri pada luka/irisan dan tegang/indurasi
Luka/irisan pada perut dan perineal yang mengeras /indurasi
Keluar pus
Kemerahan
Selulitis pada luka (parineal/abdominal)
Bila terjadi luka yang mengeras di sertai dengan pengeluaran cairan serous atau kemerahan dari luka:tidak ada/sedikit erithema dekat luka insisi

Abses atau hematoma pada luka insisi
Disuria
Nyeri dan tegang pada daerah pinggang
Nyeri suprapubik
Uterus tidak mengeras
Menggigil
Infeksi pada traktus urinarius
Demam yang tinggi walau mendapat antibiotika
menggigil
Ketegangan pada otot kaki
Komplikasi pada paru,ginjal,persendian,mata dan subkutan
Thrombosis vena yang dalam (deep vain thrombosis)
Thromboflebitis:
·         Pelviotrombofeblitis
·         Femoralis
Konsolidasi
Batuk
Peningkatan frekuensi nafas
Kerongkongan yang tersa penuh
Keluar dahak
Kesukaran bernafas
Nyeri dada
pneumonia
menggigil
Pembesaran liver
Pembesaran limfe
Kuning
Nyeri epigastrium
Malaria
Tifoid (b)
Hepatitis (c)

a.       Beri infus heparin.
b.      Obati dengan antibiotika dan berikan terapi suportif dan observasi.
c.       Berikan terapi suportif (hepatoprotektor) dan observasi.

PENANGANAN
(sesuaikan dengan  tabel diagnosis)

METRITIS
Metritis dalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu.Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuatb dapat menjadi abses pelvik,peritonitis,syok septik,thrombosis,vena yang dalam,emboli pulmonalis,infeksi pelvik yang menahun,dispareunia,penyumbatan tuba dan infertilitas.
1.      Berikan transfusi bila di butuhkan.Beriakan  packed red cell.
2.      Berikan antibiotika broadspektrum dalam dosis yang tinggi.
3.      Ampisilin 2 g IV,kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama 24 jam.
4.      Pertimbangkan pemberian antitetanus profilaksis.
5.      Bila dicurigai adanya sisa plasenta,lakukan pengeluaran (digital atau dengan kuret yang lebar).
6.      Bila ada pus lakukan drainase (bila perlu kolpotomi),ibu dalam posisi fowler.
7.      Vila tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata lakukan laparotomi dan keluarkan pus.Bila ada evaluasi uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal.
BENDUNGAN  PAYUDARA
Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi.Hal ini bukan disebabkan overdistensi dari sistem saluran laktasi.
A.    Bila ibu menyusui bayinya :
1.      Susukan sesering mungkin.
2.      Kedua paudara disusukan.
3.      Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
4.      Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui.
5.      Sangga payudara.
6.      Kompers dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
7.      Bila diperlukan berikan parasetamol  500 mg peroral setiap 4 jam.
8.      Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

B.     Bila ibu tidak menyusui :
1.      Sangga payudara.
2.      Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
3.      Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.
4.      Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.

INFEKSI  PAYUDARA
Infeksi payudara sesudah persalinan.
A.    Mastitis            
Payudara tegang/indurasi dan kemerahan
1.      Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang.
2.      Sangga payudara.
3.      Kompres dingin.
4.      Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
5.      Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus.
6.      Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.

B.     Abses Payudara
Terdapat masa padat,mengeras di bawah kulit yang kemerahan.
1.      Diperlukan anestesi umum (ketamin).
2.      Insisi radial dari tengah dekat pinggir areola,ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
3.      Pecahkan kantung pus dengan tissue forceps atau jari tangan.
4.      Pasang tampon dan drain.
5.      Tampon dan drain diangkat setelah 24 jam.
6.      Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
7.      Sangga payudara.
8.      Kompres dingin.
9.      Berikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali sekali bila diperlukan.
10.  Ibu didorong tetap memberikan ASI walau ada pus.
11.  Lakukan  follow up setelah pemberian pengobatan selama 3 hari.

ABSES PELVIS
1.      Bila pelvik abses ada tanda cairan fluktuasi pada daerah cul-de-sac,lakukan kolpotomi atau dengan laparotomi.Ibu posisi fowler.
2.      Berikan antibiotika broadspektrum dalam dosis yang tinggi.
3.      Ampisilin 2 g IV,kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama 24 jam.
PERITONITIS
1.      Lakukan nasogastric suction.
2.      Berikan infus (NaCl atau Ringer Laktat).
3.      Berikan antibiotika sehingga bebas panas selama 24 jam :
4.      Ampisilin 2 g IV,kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
5.      Laparotomi diperlukan untuk pembersihan perut (peritoneal lavage).
INFEKSI LUKA PERINEUM DAN LUKA ABDOMEN
Disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik.
1.      Bedakan antara wound abses,wound seroma,wound hematoma,dan wound cellulitis.
2.      Wound abses,wound seroma,wound hematoma suatu pengerasan yang tidak biasa dengan pengeluaran cairan serous atau kemerahan dan tidak ada/sedikit erithema,sekitar luka insisi.
3.      Wound cellulitis didapatkan eritema dan edema meluas mulai dari tempat insisi dan melebar.
4.      Bila ada pus dan cairan pada luka,buka dan lakukan pengeluaran.
5.      Daerah jahitan yang terinfeksi dihilangkan dan lakukan debridemen.
6.      Bila infeksi sedikit tidak perlu antibiotika.
7.      Bila infeksi relatif superfisial,berikan ampisilin 500 mg per oral setiap 6 jam dan metranidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selama 5 hari.
8.      Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan menyebabkannekrosis,beri penisilin G 2 juta U IV setiap 4 jam (atau ampisilin ini 1 g 4x/hari)ditambah dengan gentamisin 5 mg/kg berat badan perhari IV sekali ditambah dengan metranidazol 500 mg IV setiap 8 jam,sampai bebas panas selama 24 jam.Bila ada jaringan nekrotik harus dibuang.Lakukan jahutan sekunder 2-4 minggu setelah infeksi membaik.
9.      Berikan nasehat kebersihan dan pemakaina pembalut yang bersih dan sering di ganti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar