.

Cartoon Toad Jumping Up and Down

Selasa, 28 April 2015

Edmodo

           hy teman, kali ini saya akan memperkenalkan yang namanya jejaring sosial yang baru loh....apa ya kira-kira?? mmmm....penasaran ya ? hehe,.. namanya itu edmodo, kalian tau engga edmodo itu apa? saya juga baru tau sih sebenernya dan baru belajar juga tentang edmodo, hehe...asyik loh belajar dengan menggunakan edmodo,bisa gaul juga kali ya, hehe biar ga dibilang gaptek gitu tiap saat bukanya internet. hari ini nih saya juga baru kenalan sama yang namanya edmodo, engga susah kok cara pemakaiannya, ya sama aja kali ya kaya facebook gtu. ya udah deh nih kalian saya kenalin langsung aja kali yah sama yang namanya edmodo. ayok baca nih di bawah ini :)

  Edmodo

        Pengertian Edmodo (www.edmodo.com) Edmodo adalah platform microblogging pribadi yang dikembangkan untuk guru dan siswa, dengan mengutamakan privasi siswa. Guru dan siswa dapat berbagi catatan, tautan, dan dokumen. Guru juga memiliki kemampuan untuk mengirimkan peringatan, acara, dan tugas untuk siswa dan dapat memutuskan untuk mengirimkan sesuatu dalam kerangka waktu yang dapat dilihat publik.

    Edmodo adalah sebuah platform pembelajaran sosial untuk guru/dosen, siswa/mahasiswa maupun untuk orang tua/wali yang dikembangkan pada akhir 2008 oleh Nic Borg dan Jeff O’Hara yang merasakan kebutuhan untuk berkembang di lingkungan sekolah/kampus untuk mencerminkan bahwa dunia yang semakin global dan terhubung, maka keduanya menciptakan sebuah alat/aplikasi yang dapat menutup kesenjangan antara bagaimana siswa/mahasiswa menjalani kehidupan mereka dan bagaimana mereka belajar di sekolah/kampus, untuk itulah maka Edmodo ada. Edmodo dibuat sebagai sebuah platform pembelajaran jejaring sosial untuk guru/dosen, siswa/mahasiswa, dan orang tua/wali.

 Edmodo dirancang untuk membuat siswa/mahasiswa bersemangat belajar di lingkungan yang lebih akrab. Di dalam Edmodo, guru/dosen dapat melanjutkan diskusi kelas online, memberikan polloing untuk memeriksa pemahaman siswa/mahasiswa, dan lencana penghargaan kepada siswa/mahasiswa secara individual berdasarkan kinerja atau perilaku.

Seiring dengan skenario pembelajaran yang tercantum di atas, pendidikan situs jejaring sosial, seperti Edmodo, menawarkan kesempatan unik untuk terhubung dengan siswa dan membantu mereka menciptakan norma-norma dan merefleksikan bagaimana tindakan online yang berbeda akan diinterpretasikan. Edmodo menawarkan pendidik mempunyai kesempatan untuk memulai dialog yang memenuhi siswa/mahasiswa dengan pengalaman mereka untuk memeriksa secara kritis penggunaan jaringan sosial dan etis penggunaan media dan format online.

Dalam upaya untuk mencegah orang luar bergabung dengan jaringan sekolah/kampus, Edmodo menyediakan kode khusus untuk sekolah/kampus dan kelas. Kode-kode ini diberikan kepada siswa/mahasiswa dan diperlukan untuk bergabung dengan kelompok. Perusahaan ini baru-baru ini meningkatkan keamanan layanan Edmodo dengan menerapkan perlindungan injeksi SQL untuk mencegah akses tidak sah ke sumber daya website dan database.

Apa sih fungsi dari edmodo itu ?

  1. Untuk mempermudah komunikasi antara murid dengan murid atau murid dengan guru/ dosen.

  2. Sebagai sarana komunikasi belajar/ berdiskusi.

  3. Sebagai tempat untuk ujian/quiz, dll.

 


Apa sih kelebihan dan kekurangan dari edmodo ? 

     ini dia nih kelebihan dan kekurangannya :

  • kelebihan :

  1. Tidak sering error

  2. Orang tua dapat mengontrol hasil belajar siswa

  3. Guru dan siswa tidak harus bertatatap muka.

  4. Dapat diakses siapapun, kapanpun, dan di manapun.

  • Kekurangan :

  1. Membutuhkan fasilitas dan jaringan  internet yang memadai.

  2. Membutuhkan kesadaran siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

                              ok semoga bermanfaat ya kawan...... :)

Rabu, 15 April 2015

Komplikasi dalam masa nifas



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Masa nifas (puerpurium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. Selama masa ini, saluran reproduktif anatomi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu.
Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah peresalinan disebut infeksi nifas. Suhu 38°C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postparttum dan di ukur per oral dan sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiditas puerperalis. kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital.
Infeksi nifas merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pascabersalin.
Derajat komlikasi bervariasi sangat tajam,mulai dari mastitis hingga adanaya koagulasi intravaskular diseminata.
1.2  Tujuan penulisan
Mengetahui berbagai komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganan yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi dalam masa nifas.

1.3  Manfaat penulisan
1.3.1        Bagi Pendidikan
1.      Pendidikan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan terutama pada asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengenai komplikasi dan penyakit dalam masa nifas serta penanganannya.
2.      Pendidikan mampu menjadi bahan acuan untuk penulisan selanjutnya yang berkaitan dengan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengenai komplikasi dan penyakit dalam masa nifas serta penanganannya.

1.3.2        Bagi Klien/Masyarakat
1.      Memberikan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengenai komplikasi dan penyakit dalam masa nifas sesuai kebutuhan ibu dan bayi.
2.      Menghindari pencegahan yang memicu terjadinya komplikasi dan penyakit yang berkaitan dengan masa nifas pada ibu dan bayi.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Metritis
Bentuk infeksi puerperalis yang paling sering adalah yang terutama mengenai endometrium, atau lebih tepat desidua dan miometrium yang berdekatan. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik, thrombosis, vena yang dalam, emboli pulmonalis, infeksi pelvik yang menahun, dispareunia, penyumbatan tuba dan infertilitas.
2.1.1 Faktor Penyebab
1. kurangnya tindakan aseptik saat melakukan tindakan
2. kurangnya higien pasien
3. kurangnya nutrisi

2.1.2        Tanda dan Gejala
1.      Demam >38°C dapat disertai menggigil
2.      Nyeri perut bawah
3.      Lokia berbau dan purulen
4.      Nyeri tekan uterus
5.      Subinvolusi uterus
6.      Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok

2.1.3 Penanganan Metritis
1.      Berikan transfusi bila di butuhkan.Berikan  packed red cell.
2.      Berikan antibiotika broadspektrum dalam dosis yang tinggi.
3.      Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam. lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama 24 jam.
4.      Pertimbangkan pemberian antitetanus profilaksis.
5.      Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran (digital atau dengan kuret yang lebar).
6.      Bila ada pus lakukan drainase (bila perlu kolpotomi), ibu dalam posisi fowler.
7.      Bila tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata lakukan laparotomi dan keluarkan pus. Bila ada evaluasi uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal.

2.2 Bendungan Payudara
Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Hal ini bukan disebabkan overdistensi dari sistem saluran laktasi.

2.2.1        Faktor dan penyebab
1.      Posisi menyusui yang tidak baik
2.      Membatasi menyusui
3.      Membatasi waktu bayi dengan payudara
4.      Memberikan suplemen susu formula untuk bayi
5.      Menggunakan pompa payudara tanpa indikasi sehingga menyebabkan suplai berlebih
6.      Implan payudara

2.2.2        Tanda dan gejala
1.      Payudara bengkak dan keras
2.      Nyeri pada payudara
3.      Terjadi 3 – 5 hari setelah persalinan
4.      Kedua payudara terkena

2.2.3        Penanganan Bendungan Payudara
A.    Bila ibu menyusui bayinya :
1.      Susukan sesering mungkin.
2.      Kedua payudara disusukan.
3.      Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
4.      Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui.
5.      Sangga payudara.
6.      Kompers dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
7.      Bila diperlukan berikan parasetamol  500 mg peroral setiap 4 jam.
8.      Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
B.     Bila ibu tidak menyusui :
1.      Sangga payudara.
2.      Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
3.      Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.
4.      Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.

2.3 Infeksi Payudara
Infeksi payudara sesudah persalinan.

2.3.1 Mastitis dan cara penanganannya
Mastitis termasuk salah satu infeksi payudara. Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi atau tidak, yang disebabkan oleh kuman terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu atau melalui peredaran darah.
Payudara tegang/indurasi dan kemerahan
1.      Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang.
2.      Sangga payudara.
3.      Kompres dingin.
4.      Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
5.      Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus.
6.      Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.

2.3.2 Abses Payudara dan cara penanganannya
Terdapat masa padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan.
1.      Diperlukan anestesi umum (ketamin).
2.      Insisi radial dari tengah dekat pinggir areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
3.      Pecahkan kantung pus dengan tissue forceps atau jari tangan.
4.      Pasang tampon dan drain.
5.      Tampon dan drain diangkat setelah 24 jam.
6.      Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
7.      Sangga payudara.
8.      Kompres dingin.
9.      Berikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali sekali bila diperlukan.
10.  Ibu didorong tetap memberikan ASI walau ada pus.
11.  Lakukan  follow up setelah pemberian pengobatan selama 3 hari.

2.4 Abses Pelvis
Abses pelvis adalah abses pada regio pelvis, tanda dan gejalanya nyeri pada perut bagian terbawah, pembesaran perut bagian bawah, demam yang terus menerus.

2.4.1 Penanganan Abses Pelvis
Bila pelvik abses ada tanda cairan fluktuasi pada daerah cul-de-sac, lakukan kolpotomi atau dengan laparotomi. Ibu posisi fowler.
1.      Berikan antibiotika broadspektrum dalam dosis yang tinggi.
2.      Ampisilin 2 g IV,kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam. lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak panas selama 24 jam.

2.5 Peritonitis
Pada sellulitis pelvis dengan pembentukan abses, abses yang besar dapat pecah ke dalam kavum peritoneum dan menyebabkan peritonitis generalisata yang berbahaya yang merupakan kimplikasi berbahaya pada proses persalinan. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera dalam rongga perut. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis.
Tanda dan gejalanya nyeri hebat pada perut bagian bawah, terjadi distensi usus yang menyebabkan bising usus tidak ada, dan ketegangan abdomen lebih ringan.

2.5.1 Penanganan Peritonitis
1.      Lakukan nasogastric suction.
2.      Berikan infus (NaCl atau Ringer Laktat).
3.      Berikan antibiotika sehingga bebas panas selama 24 jam :
4.      Ampisilin 2 g IV,kemudian 1 g setiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
5.      Laparotomi diperlukan untuk pembersihan perut (peritoneal lavage).


2.6 Infeksi luka perineum dan luka abdomen
Infeksi luka perineum dan luka abdominal adalah peradangan karena masuknya kuman-kuman ke dalam luka episotomi atau abdomen pada waktu persalinan dan nifas, dengan tanda-tanda infeksi jaringan sekitar. Disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik.

2.6.1 Penanganan Infeksi luka perineum dan luka abdomen
1.      Bedakan antara wound abses, wound seroma, wound hematoma, dan wound cellulitis.
2.      Wound abses, wound seroma, wound hematoma suatu pengerasan yang tidak biasa dengan pengeluaran cairan serous atau kemerahan dan tidak ada/sedikit erithema,sekitar luka insisi.
3.      Wound cellulitis didapatkan eritema dan edema meluas mulai dari tempat insisi dan melebar.
4.      Bila ada pus dan cairan pada luka, buka dan lakukan pengeluaran.
5.      Daerah jahitan yang terinfeksi dihilangkan dan lakukan debridemen.
6.      Bila infeksi sedikit tidak perlu antibiotika.
7.      Bila infeksi relatif superfisial,berikan ampisilin 500 mg per oral setiap 6 jam dan metranidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selama 5 hari.
8.      Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan menyebabkannekrosis,beri penisilin G 2 juta U IV setiap 4 jam (atau ampisilin ini 1 g 4x/hari)ditambah dengan gentamisin 5 mg/kg berat badan perhari IV sekali ditambah dengan metranidazol 500 mg IV setiap 8 jam,sampai bebas panas selama 24 jam.Bila ada jaringan nekrotik harus dibuang.Lakukan jahutan sekunder 2-4 minggu setelah infeksi membaik.
9.      Berikan nasehat kebersihan dan pemakaian pembalut yang bersih dan sering di ganti.

BAB III
TINJAUAN KASUS


3.1  SUBJEKTIF
Tanggal 10 Maret 2015                                        Pukul 14.00 WIB
IDENTITAS
Nama ibu              : Ny. A                                    Nama suami                : Tn. A
Umur                    : 24 tahun                    Umur                           : 25 tahun
Suku                     : Jawa                          Suku                            : Jawa
Agama                  : Islam                         Agama                         : Islam
Pendidikan           : SMA                         Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan              : IRT                            Pekerjaan                     : karyawan
Alamat rumah      : kp.belakang               Alamat rumah             : kp.belakang  

Pada tanggal 10 maret 2015 pukul 14.00 WIB
Ibu mengatakan baru 2 hari melahirkan dan ibu mengatakan payudaranya terasa bengkak, penuh serta ASI belum keluar sejak bayi dilahirkan. Riayat menstruasi ibu haid pertama 11 tahun, siklus haid 28 hari, 2-3x ganti pembalut/hari, kadang-kadang merasa dismenore, lamanya 5 hari, sifat darah flek hitam kecoklatan, bau khas darah dan menggumpal. Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit reproduksi seperti infeksi genetalia, infeksi panggul, keputihan, gatal, tumor, kanker, dan HIV/AIDS. Ibu tidak mempunyai riwayat keturunan seperti jantung, ginjal,asma / TB paru, DM, hipertensi, hipotensi, anemia dan apilepsi. Ibu menikah sah pada umur 23 tahun dengan suami umur 24 tahun, lama pernikahan 1 tahun. Ibu belum melakukan hubungan seksual. ibu makan 2-3 kali dalam sehari dengan porsi yang bervariasi, dan minum ± 8 gelas/ hari atau 300cc.

3.2  OBJEKTIF
     Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, TD        120/70 mmHg, pernapasan 24x/menit, Suhu 37,8 °C       , Nadi 89x/menit. Pada saat pemeriksaan Kepala terlihat rambut hitam, bersih, sedikit rontok dan tidak berketombe. Muka terlihat tidak ada oedem. Mata terlihat conjungtiva merah muda, sklera anikterik. Hidung terlihat bersih, tidak ada polip. Mulut dan gigi : mulut dan lidah bersih, gigi bersih tidak ada caries. Telinga terlihat bersih. Pada Leher tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Dada terlihat simetris kanan kiri, payudara membesar, dan bengkak. Pemeriksaan Abdomen :
Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae dan linea. Kandung kemih kosong dan tidak adanya mules. TFU 3 jari bawah pusat, tidak nyeri tekan pada perut bagian bawah. Pemeriksaan Anogenital Adanya bekas luka parut, tidak ada tumor, tidak adanya benjolan dan tumor, tidak adanya varises. Adanya lendir keluar dari vagina (Lokia Rubra). Pemeriksaan ekstermitas Tungkai simetris, reflex patella (+). Tidak oedema.

3.3 ASSESMENT
Diagnose              : P1A0 postpartum 2 hari dengan bendungan ASI.
Masalah                Masalah potensial        : Mastitis
                                                     
3.3  PLANNING OF ACTION
1.      Memberitahukan kepada ibu untuk menyusukan bayinya sesering mungkin, seperti setiap 2 jam sekali atau setiap bayinya menangis. Ibu sudah mengerti penjelasan bidan.
2.      Memberitahukan kepada ibu untuk kedua payudara disusukan, jika payudara yang sebelah kanan sudah terasa kosong ibu baru pindah ke payudara sebelahnya lagi, ibu sudah mengerti penjelasan bidan.
3.      Mengajarkan kepada ibu untuk mengompres hangat payudara sebelum disusukan, ibu sudah mengetahuinya.
4.      Mengajarkan ibu untuk memijat payudara untuk permulaan menyusui, ibu sudah mengerti penjelsan bidan.
5.      Memberikan parasetamol  500 mg peroral setiap 4 jam bila diperlukan
6.      Melakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.





Kebutuh


BAB IV
PENUTUP

Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. Selama masa ini, saluran reproduktif anatomi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu.
Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah peresalinan disebut infeksi nifas. Suhu 38°C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postparttum dan di ukur per oral dan sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiditas puerperalis. kenaikan suhu tubuh yang terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital.
Infeksi nifas merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pascabersalin.
Derajat komlikasi bervariasi sangat tajam,mulai dari mastitis hingga adanaya koagulasi intravaskular diseminata.


















DAFTAR PUSTAKA

1.      Syaifudin, Abdul,bari. 2012, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.Jakarta:Bina pustaka sarwono prawirohardjo.
2.      Syaifudin, Abdul,bari.2009, buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta:Bina pustaka sarwono prawirohardjo.