BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menurut
UU no.10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan. Atau juga kb adalah suatu
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur diameter interval kelahiran dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga. Meningkatnya jumlah penduduk merupakan masalah
yang sedang dihadapi di Negara
maju maupun di Negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia
tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa, dan
sampai dengan bulan Maret tahun 2012 mencapai 245 jutajiwa. Selama rentang
tahun 2000 - 2010, laju pertumbuhan penduduk Indonesiasebesar 1,49% per tahun. Angka
ini mengalami kenaikan dibanding periode tahun1999 - 2000 yang masih sebesar
1,45%. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia menjadi negara keempat
dengan penduduk terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat (BKKBN,
2012). Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia adalah dampak dari
meningkatnya angka kelahiran. (BBKBN 2012).
Angka
kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.Total
FertilityRate(TFR) provinsi Banten tercatat 2,37 kelahiran hidup per wanita,
merupakanangka yang sedikit lebih tinggi dari TFR nasional (2,27 kelahiran
hidup perwanita). Pola Age Specific Fertility Rate(ASFR) serupa dengan
Nasional, yaitupuncak ASFR terjadi pada kelompok umur 25-29 tahun. Masih tingginya angka
kelahiran di Provinsi Banten salah satu penyebabnya adalah kurang berjalannya
program Keluarga Berencana (KB).
Penelitian
Sugiarti menyatakan respon dan pemilihan jenis
kontrasepsi dengan menggunakan Metode Kontrasepsi JangkaPanjang (MKJP) lebih
sedikit dibanding dengan responden yang memilih NonMetode Kontrasepsi Jangka
Panjang (NMKJP) (Sugiarti, 2012). Rendahnya minat akseptor KB dalam
memilih kontrasepsi IUD tentunya bertolak belakang dengan kelebihan yang
dimiliki IUD dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya,seperti efektivitas 99%
dalam mencegah kehamilan dan penggunaan yang biasa mencapai 10 tahun. Masih
sedikitnya akseptor KB IUD di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya tingkat ekonomi, budaya, pengalaman,karakteristik akseptor KB, dan
dukungan suami.
Sedangkan jumlah pemakianan KB di BPM. Bd Suliah pada 3 bulan terakhir sebanyak : aseptor lama KB suntik
3 bulan yaitu sebanyak 45%, aseptor baru
KB suntik 3 bulan yaitu sebanyak 15%..
1.2 Tujuan
Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
1. Mahasiswa dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada klien
aseptor kb suntik Depo.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melaksanakan
pengkajian data pada aseptor kb suntik Depo.
2. Melakukan
interpestasi data pada aseptor kb suntik Depo.
3. Mengidentifikasi
masalah dengan diagnosa potensial aseptor kb suntik Depo.
4. Menentukan tindakan
segera pada aseptor kb Depo.
5. Menentukan
rencana yang telah akan dilakukan pada aseptor kb Depo.
6. Melaksanakan
rencana yang telah ditentukan pada aseptor kb Depo.
7. Melaksanakan
evaluasi atas tindakan yang akan dilakukan pada aseptor kb Depo.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1. Bagi
BPS
1.
Membantu
program pemerintah untuk menekan angka kelahiran.
2.
Menambah
masukan/ penghasilan.
1.3.2. Bagi
Pendidikan
1. Memperdalam
ilmu pengetahuan mengenai kb dengan mengikuti perkembangan teori tentang KB
1.3.3. Bagi
Klien/Masyarakat
1. Menunda/
menjarangkan kelahiran anak.
2. Praktis
dan ekonomis.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
kontrasepsi
Kontasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra dan
konsepsi “,kontra “yang artinya mencegah / menghalangi dan “konsepsi” yaitu
pertemuan antara seltelur yang matang dengan sel seperma .jadi kontrasepsi
dapat di artikan sebabagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
sebgai akibat pertemuan sel telur dan sel seperma.
2.2 Tujuan
Penggunaan dan Pilihan Kontrasepsi
1)
Fase
menunda kehamilan/mencegah kehamilan
Pada usia <20 tahun yaitu alat reproduksi
wanita belum terbentuk sempurna alat kontrasepsi yang digunkan harus bersifat
sensibilitas sangat tinggi,kesuburan mudah kembali, serta efektifitasnyapun
tinngi. pilihan alat kontrasepsi yaitu :
a.
Pil
b.
IUD
c.
Implant
d.
Suntik
( sarwono.2013,3 )
2)
Fase
menunda/ menjarangkan kehamilan
Pada usia 20-35 tahun. Karena dalam usia tersebut
wanita dalam keadaan usia subur jadi dianjurkan untuk menggunakan alat
kontrasepsi yang digunakan htrus bersifat sensitifitas tinggi dan efektifitas
tinggi. Pilihan alat kontarsepsi yaitu:
a.
IUD
b.
Suntikan
c.
Minipil
d.
Pil
e.
Implant
f.
Sederhana
3)
Fase
menghentikan
Pada fase ini usia wanita > 35 tahun kontrasepsi
yang digunakan harus sensibilits tinggi dan efektifitas tinmggi.pilihan yang
dapat diigunakan yaitu :
a.
Seteril
b.
IUD
c.
Implant
d.
Suntikan
e.
Sederhana
f.
Pil
2.3 Macam-macam
Metode Keluarga Berencana
2.3.1 Metode
keluarga berencana alamiah
Profil:
a.
Ibu
harus belajar mengetahui kapan masa subur berlangsung
b.
Efek
dipakai dengan tertib
c.
Tidak
ada efek samping
d.
Pasangan
secara suka rela menghaidari senggama pada masa subur ibu (ketika ibu tersebut
dapat menjadi hamil) atau senggama pada masa subur utuk menciptakan kehamilan.
A. Macam-macam
KBA
Metode
lender serviks atau lebih dikenal sebagai metode ovulasi billings / MOB atau
metpode dua hario mukosa serviks dan metode sitometermal adalah paling efektif.
Cara yang kurang efektif misalnya sistem kalender atau pantang berkala dan metode suhu
basal yang sudah tidak diajarkan lagi oleh pengajar KBA. Hal ini disebabkan
oleh kegagalan yang cukup tinggi (>20%) dan waktu pantang berkala ini lebih
lama .lagi pula sudah ada caara yang lebih efektip dan masa pantang lebih
singkat .
1. Teknik
pantang berkala
Untuk
kontrasepsi senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan
siklus haid atau terdapat tanda tanda kesuburan keluarnya lender encer dari
liang vagina untuk perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang
dikurangi 11 siklus terpendek dikurangi 18 antara kedua waktu senggama
dihindari.
Manfaat
Kontrasepsi
1.
Dapat
digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
2.
Tidak
ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
3.
Tidak
ada efek samping sistematis
4.
Murah
atau tanpa biyaya
Nonkontrasepsi
1.
Meningkatkan
keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2.
Menambah
pengetahuan tentang system reproduksi pada suami dan istri
3.
Memungkinkan
mengeratkan relasi /hubungan melalui penongkatan komu nikasi antara pasutri
Keterbatasan
1.
Sebagai
kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
pemakaian.catatan billing bila aturan ditaati kegagalan 0%
2.
Keefektipan
tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi
3.
Perlu
ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling
efektif secara benar
4.
Dibutuhkan
pelatihan/ guru KBA
5.
Pelatih
guru KBA harus mampu membantu ibu mengenali masa suburnya ,memotivasi pasangan
untuk mentaati aturan jika ingin menghindari kehamilan dan menyediakan alat
bantu thermometer oral atau suhu basal )
6.
Perlu
pantangan selama masa subur untuk menghindari kehamilan
7.
Perlu
pencatatan setiap hari
8.
Inveksi
vagina membuat lender serviks sulit di nilai
9.
Thermometer
basal diperlukan untuk membanti
10.
Tidak
terlindung dari IMS/PMS
B. Yang
dapat menggunakan KBA
1.
Semua
perempuan semasa reproduksi ,baik siklus haid teratur maupun tidak teratur baik
karena menyusui maupun menopose
2.
Semua
perempuan dengan paritas berpapaun termasuk nulipara
3.
Perempuan
kurus atau gemuk
4.
Perempuan
yang meroko
5.
Perempuan
denganalasan kesehatan missal hipertensi,varises dissminorhea,sakit kepala
sedang hebat,mioma uteri,trombosit vena dalam, atau embolin paru
6.
Pasangan
dengan alasan agama atau pilosofi untuk tidak menggunakan KB
7.
Perempuan
yang tidak dapat menggunakan metode lain
8.
Pasangan
yang ingin pantang senggama lebih dari satu minggu pada setiap siklus haid
9.
Pasangan
yang ingin dan termotivasi, mencatat,dan menilai tanda dan gejala kesubura
Table
: 1.1 : keadaan yang memerkukan perhatian
Keadaan
|
Anjuran
|
Pengeluaran
caairan vagina secara mantap
|
jelaskan
kepada klien bahwa akan sulit menentukan kesuburan dengan lender serviks
,jika dia kehendaki,bantu klien memilih metode lain,pada meode ovulasi
billings klien harus belajar benar-benar mengenali pola dasar ketidak
suburban
|
Menyusui
|
Jelaskan
kepada klien bahwa akan menjadi lebih sulit untuk memprediksi kesuburan
dengan menggunakan lender serviks jika dia kehendaki bantu memmilih metode
yang lain
|
C. Yang
seharusnya tidak menggunakan KBA
1.
Perempuan
yang dari segi umur,paritis atau masalah kesehatannya kehamilan menjadi suatu
kondisi risiko tinggi.
2.
Perempuan
sebelum mendapat haid (menyusui,segera setelah abortus), kecuali MOB.
3.
Perempuan
dengan siklus haid tidak teratur,kecuali MOB.
4.
Perempuan
yang pasagannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu tertentu dalam
siklus haid.
5.
Perempuan
yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
D. Intruksi
Kepada Klien
1.
Metode
Lendir Serviks Billings/Metode Ovulasi Billings (MOB).
2.
Anda
dapat mengenali masa subur dengan memantau lender serviks yang keluar dari
vagina,pengamatan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari.periksa
lendir dengan jari tangan atau tisu diluar vagina dan perhatikan perubahan
perasaan kering-basah. Tidak di anjurkan untuk periksa kedalam vagina.
3.
Untuk
menggunakan Metode ovulasi billings (MOB), seorang perempuan harus belajar
mengenli masa suburnya dan pola dasar ketidak suburannya.untuk menghindari
kkeliluan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar,pasngan
diminta penuh tidak bersenggama pada
satu siklus haid,untuk mengenali pla kesuburan dan ketidak suburban,
4.
Pola
kesuburan adalah pola yang terus berubah,dan pola dasar ketidak suburban adalah
pola yang sama sekali tidak berubah kedua pola ini mengikuti kegiatan hormone
hormone(kususnya estrogen dan progesterone) yang mengontrol daya tahan seperma
dan pembuahan. Oleh karena itu,dapat memberian informasi yang diandalkan untuk
mendapatkan dan menunda kehamilan.
5.
Suatu
catatan yang sederhan dan tepat adalah kunci untuk keberhasilan.seatu rangkayan
kode digunakan untuk melengkapi catatan. Kode ini harus cocok dengan budaya
local dan dapat digunakan oleh pengguna KBA secar luas. Dibberpa tempat
mengunakan tempelan/stiker atau tintta berwana,ditempat lain lebih praktis
menmbuat kode yang dapat ditulis dengan tangan, adaa juga yang mengobinasikan
keduanya yaitu kode dengan menggunakan pensil berwaran contoh berikut adalah
table pencatatn utuk siklus normal (teratur ,biasa berkisar antara 28 hari)
6.
Teratur
pendek, berkisar antara 20-25 hari )
7.
Definisi:
hari hari kering setelah darah haid ,beberapa ibu mempunyai hamper tidak
terliah adanya lendir dan daerah vagina terasa kering,ini dinamakan hari-hari
kering,
8.
Hari
hari subur : ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu di anggaop
subur, ketika terlihat adantya lendir,walpun jenis kentak atau lengket, lendir
subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks hari subur sudah
dimulai.
9.
Hari
puncak: adalah hari terakhir lendir paling licin,mulur,dan ada perasaan basah.
2. Perubahan
Lendir Serviks
1.
Lendir
mungkin berubah pada hari yang sama periksa lendir setiap ke belakang dan
sebelum tidur, kecuali ada perasaan basah waktu siang,setiap malam sebelum
tidur, tenttukan tingkat yang paling subur dan beri catatan
2.
Pantang
senggama paling sedikit satu siklus sehingga ibu akan kenali hari hari
lendir,mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidak suburban ibu dengan
pelatih /guru KBA.
3.
Hindari
senggama pada waktu haid. Pada hari ini tidak aman: pada siklus pendek,ovulasi
dapat terjadi pada hari-hari haid,
4.
Pada
hari kering setelah haid, aman uuntuk senggama selang satu malam (aturan selang
seling) ini akan menghindari bingung dengan cairan seperma dan lendir.
5.
Segera
setelah jenis lendir apa juga muncul atau perasaan basah hindari senggama ,
hari-hari lendir, terutama hari lendir subur, adalah tidak aman (aturan awal
atau jika hari basah, ibu akan memperoleh bayi)
6.
Tandai
hari terakhir dengan lendir paling licin atau mulur dengan tanda x. ini adalah
hari puncak : ini adalah hari ovulasi dan paling subur
7.
Setelah
hari puncak hindari senggama untuk siang dan malam hari-hari ini adalah tidk
aman ( aturan punacak ) mualai dai pagi hari ke 4 setelah kering, ini adalah
hari aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya sampai hari haid
berikutnya bila ingin menghindari kehamilan
8.
Pada
siklus yang tidak teratur seperti pasca persalinan atau premenopose maka perlu
memperhatikan (pola dasar ketidak suburan dimana pada waktu 1-2 hari ,hari
subur menyelangi di antara hari tidak subur . ibu harus mengamatoi perubahan
bila PDTC suada pulih kembali minimal 3 hari berturut turut tampa perubahan
maka senggama boleh dilakukan aturan sabar menunggu / wait and sirule.
9.
Untuk
konsepsi mencapai kehamilan bersenggama pada setiap siklus pada hari –hari
lendir yang terasa mulur,basah,dan licin
Table
1.2 metode suhu basal
Lamanya Siklus Haid Terpendek
|
Hari Pertama Masa Subur
|
Lamanya Siklus Haid Terpanjang
|
Hari Pertama Masa Subur
|
21 hari
|
Hari ke-3
|
21 hari
|
Hari ke-10
|
22 hari
|
Hari ke-4
|
22 hari
|
Hari ke-11
|
23 hari
|
Hari ke-5
|
23 hari
|
Hari ke-12
|
24 hari
|
Hari ke-6
|
24 hari
|
Hari ke-13
|
25 hari
|
Hari ke-7
|
25 hari
|
Hari ke-14
|
26 hari
|
Hari ke-8
|
26 hari
|
Hari ke-15
|
27 hari
|
Hari ke-9
|
27 hari
|
Hari ke-16
|
28 hari
|
Hari ke-10
|
28 hari
|
Hari ke-17
|
29 hari
|
Hari ke-11
|
29 hari
|
Hari ke-18
|
30 hari
|
Hari ke-12
|
30 hari
|
Hari ke-19
|
31 hari
|
Hari ke-13
|
31 hari
|
Hari ke-20
|
32 hari
|
Hari ke-14
|
32 hari
|
Hari ke-21
|
33 hari
|
Hari ke-15
|
33 hari
|
Hari ke-22
|
34 hari
|
Hari ke-16
|
34 hari
|
Hari ke-23
|
35 hari
|
Hari ke-17
|
35 hari
|
Hari ke-24
|
(Sumber: Buku Ilmu Kandungan YBPSP, 2007)
3. Suhu
Basal Tubuh
1.
Ukur
suhu ibu pada waktu yang sama setiap pagi ( sebelum bangkin dari teempat tidur
dan catat pada kartu yang disediakan oleh instruktur KBA ibu.
2.
Pakai
catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid ibu
untuk menentukan suhu tertingi dari suhu
normal “ rendah “ ( misalnya,catatan suhu harian pada pola tertentu tanpa suatu
kondisi yang luar biasa abaikan suhu tinggi yang diseabkan oleh demam atau
gangguan lain.
3.
Tarik
garis pada 0.05 º-0,01 ºc diatas suhu tertinggi dari suhu 10 hari teretentuu
ini garis pelindung ( operlend ) garis suhu.
4.
Masa
tak subur pada mulai sore setelah hari ketigga berturut turu suhu diatas garis
pelindnung aturan perubahan suhu
Untuk kontrasepsi
Pantang
senggama mulai dari siklus haid sampai sore hari ke 3 berturut turut setelah
suhu di atas garis pelindung ( coperline.) masa pantang pada perubahan suhu
lebih panjang dari MOB.
Catatan
:
1.
Jika
salah satu suhu dibawah garis pelindung (coverline) selam perhitungan 3 hari
ini tanda ovulasi belum terjadi untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3
hari berturut turut suhu tercatat pada garis pelindung sebelum memulai
senggama.
2.
Ketika
mulai masa tidak subur, tidak perlu mencactat suhu basal. Iu dapat berhenti
mencatat sampai haid berikut mmulai bersenggama pada haid pertama berikutnya
4. Metode
sitrotermal
ibu harus mendapat
instrukai untuk metode lendir serviks dan suhu basal ibu dapat menuntukan masa
subur dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
1.
Setelah
darah haid berhenti, ibu bias bersenggama pada malam hari pada hari kering
dengan selang seghari sealama pada masa tidak subur. Ini adalah aturan awal.
Aturan yang sama dengan metode lendir serviks
2.
Masa
subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir,
3.
Pantang
bersenggama pada hari puncak dan aturan perubahan suhu telah terjadi
4.
Apabila
aturan tidak mengidentifikasi hari yang sama dengan akhir masa subur,selalu
ikut aturan yang konserfatif yaitu aturan yang mengidentivikasi masa subur .
5. Senggama
terputus
Senggama terputus
adalah metode kb tradisional dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya ( penis )
dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
Cara
kerja
Alat kelamin ( penis)
dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga seperma tidak masuk kedalam vagina
sehingga tidak ada pertemuan seperma dengan ovum kehamilan dapat dicegah
Manfaat
kontrasepsi
1.
Efektip
bila dilaksanakan dengan benar
2.
Tidak
menganggu produksi ASI
3.
Dapat
digunakan sebagi metode pendukung lainnya
4.
Tidak
ada efek samping
5.
Dapat
di gunakan stiap waktu
6.
Tidak
menggunakan biyaya
Nonkontrasepsi
1.
Meningkatkan
keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2.
Untuk
memungkinkan hubungan pasangan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
Keterbatasan
1.
Efektipitas
tergantung ketersediaan pasangan untuk melakukan senggama terputius setiap
melaksankannya ( angka kegagaalan 4-27 kehamilan / 100 perempuan pertahun.
2.
Efektipitas
jauh menurun apabila sepaerma dala 24 jam masih melekat pada penis
3.
Memutus
kenikmatan dalam hub ungan seksual
Dapat digunakan untuk
1.
Suami
yang ingin berpartisifasi dalam KB
2.
Pasangan
yang taat beragama atau alasan pilosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
3.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
4.
Pasangan
yang memerlukan metode sementara sambil menunggu metode yang lain,
5.
Pasangan
yang membutuhkan metode pendukung
6.
Pasangan
yang melakukan hubungan seksual tidak teratur
Tidak dapat dipakai untuk
1.
Suami
dengan ejakulasi dini
2.
Suami
yang sulit untuk senggama terputus
3.
Suami
kelainan fisikologis
4.
Istri
yang mempunayi pasangan yang sulit bekerja sama
5.
Pasangan
yang kurang berkomunikasi
6.
Pasanagan
yang tidak bersedia menggunakan senggama terputus
Intruksi bagi klien
1.
Meningkatkan
kerja sama dan membangn saling pengertian sebelum meelakukan hubungan seksual
dan pasangan harus mendiskusi dan menyepakati penggunaan metode senggama
terputus
2.
Sebelum
berhubungan pria mengosongkan kandung kemih da bersikan ujung penis untuk
menghilangkan seperma dari ejakulasi sebelumnya apabila merasa akan ejakulasi,
pria segera mengeluarkan penis dari vagia dan mengeluarkan seperma di luar
vagina
3.
Pastikan
pria tidak terlambat melaksanakannya
4.
Senggama
dilakukan tidak pada masa subur
2.3.2 Metode
barrier
1. Kondom
Kondom
merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet, plastic (vinil), atau bahan alami (produksi hewani)yang
dipasang pada penis pada saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet
sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang
bila digulung berbentuk rata atau mempunyai berbentuk putting susu. Kondom
tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS termasuk ( HIV/AIDS)
a)
Efektif
bila dipakai dengan baik dan benar
b)
Dapat
dipakai dengan kontrasepsi lain untuk mencegah IMS
c)
Standar
kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar ketebalan adalah 0,02 mm
d)
Tipe
kondom terdiri dari :
1)
Kondom
biasa
2)
Kondom
berkontur ( bergerigi)
3)
Kondom
beraroma
4)
Kondom
tidak beraroma
Gambar : 1.3 macam-macam kondom
e)
Kondom
pria dan wanita
Kondom
untuk pria sudah cukup dikena; namun utuk kondom wanita walaupun sudah ada,
belum popular dengan alasan ketidak nyamanan ( berisik )
Cara kerja
1.
Kondom
mengalami terjadinya pertemuaan sperma dan sel telur dengan cara mengemas
sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
terbentuk tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
2.
Mencegah
penularan mikroorganisme ( IMS termasuk
HBV dan HIV/AIDS ) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain ( khusus
yang termasuk dari lateks dan vinil )
Efektivitas
Kondom
cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubung seksual.
Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektf karena tidak dipakai
secara konsistensi. Secara alami didapatkan hanya sedikit angka kegagalan
kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
ManfaatKontrasepsi
1.
Efektifitas
bila digunakan dengan benar
2.
Tidak
menggangu produksi ASI
3.
Tidak
menggangu kesehatan klien
4.
Tidak
menpunyai pengaaruh sistemik
5.
Murah
dan daoat dibeli secara umum
6.
Tidak
perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
7.
Metode
konytrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
ManfaatNonkontrasepsi
1.
Member
dororngan kepada suami untuk ikut ber-Kb
2.
Dapat
mencegah penularan IMS
3.
Mencegah
ejakulasi dini
4.
Membantu
mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik
eksogen pada serviks )
5.
Saling
berinteraksi sesama pasangan
6.
Mencegah
imuno infertilitas
Keterbatasan
1.
Efektivitas
terlalu tinggi
2.
Cara
penggunaan sangat mempengaruhi kebarhasilan kontrasepsi
3.
Agak
memggangu hubungan seksual ( mengurangi sentuhan langsung )
4.
Pada
beberapa klien bisa menyebabakan kesuliatan untuk mempertahankan ereksi
5.
Harus
selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
6.
Beberapa
klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
7.
Pembuangan
kondom bekas mungkin menimbulkan masalh dalam hal limbah.
Penilaian klien
Klien
tidak memerlukan atau membutuhkan anamnesa atau pemeriksaan khusus, Untuk
pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi
tertulis., Kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan kondom
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.4 Keadaan
yang memerlukan perhatian menggunaka kondom
|
KONDOM
|
SESUAI
UNTUK PRIA
|
TIDAK
SESUAI UNTUK PRIA
|
1.
Ingin
berpartisipasi dalam program KB
2.
Ingin
segera mendapatkan alat kontasepsi
3.
Ingin
kontrasepsi sementara
4.
Ingin
kontrasepsi tambahan
5.
Hanya
ingin menggunakan alat kontrasepsi jika akan berhubungan
6.
Berisiko
tinggi tertular/ menular IMS
|
1.
Mempunyai
pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan
2.
Alergi
dari bahan kondom
3.
Mengginkan
alat kontrasepsi jangka panjang tidak mau terganggu dengan berbagi persiapan
untuk melakukan hubungan seksual
4.
Tidak
peduli bebagai persyaratan kontrasepsi
|
Cara penggunaan/ intruksi bagi klien
1.
Gunakan
kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
2.
Agar efek kontrasepsi lebih baik, tambahkan
spermisida kedalam kondom
3.
Jangan
menggunakan gigi, benda tajam seperti
pisau, silet, gunting atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan.
4.
Pasangan
kondom saar penis sedang ereksi, tempelkanujungnya pada glanas penis dan
tempatnkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan
karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut kearahpangkal penis.
Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
5.
Bila
kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya agar
tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi
6.
Kondom
dilepas sebelum penis melembek
7.
Pegang
bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas
pada ssat penis dicabut dan lepaskan kondom diluar vagina agar tidak terlepas
pada saat penis dicabut dan dilepaskan
kondom diluar vagina agar tidak tumpukan cairan sperma disekitar vagina
8.
Gunakan
kondom hanya untuk satu kali pakai
9.
Buang
kondom bekas pakai di tempat yang aman
10.
Sediakan
kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan ditempat yang panas
karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robrk saat digunakan
11.
Jangan
gunakan kondom apabila kemasannya robek
atau kondom tampak rapuh/ kusut
12.
Jangan
gunakan minyak goring, minyak mineral, atau perlumas dari bahan pertrolatum
karena akan segera merusak kondom.
Tabel 1.5 Penanganan efek samping dan masalah
kesehatan lainnya
Efek samping atau
masalah
|
Penanganan
|
Kondom
rusak atau diperkirakan bocor ( sebelum berhubungan )
|
Buang dan pakai
kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom
|
Kondom
bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan
|
Jika
dijurugai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian morning after pill
|
Dicurigai
adanya reaksi alergi (spermisida)
|
Reksi
alergi meskipun jarang, dapat sangat menggangu dan bisa berbahay. Jika
keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS, berikan kondom alami (produksi hewani :
lamb skin atau gus )atau bantuan klien memilih metode kondom lain.
|
Mengurangi kenikmatan hubungan
seksual
|
Jika
penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih
tipis, anjuekan pemakaina metode lain
|
2. Diafragma
Diafragma
adalah kap berbentuk bulat cembung , terbuat dari lateks ( karet) yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksula dan menutup serviks.
Jenis
1.
Flan
spring ( flant metal band )
2.
Coil
spring ( coiled wire )
3.
Arching
spring ( kombinasi metal spring)
Cara kerja
Menahan
sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian
atas ( uterus, dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat Kontrasepsi
1.
Efektif
bila digunakan dengan benar
2.
Tidak
menggangu produksi ASI
3.
Tidak
mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelum
4.
Tidak
mengganggu kesehatan klien
5.
Tidak
mempunyai pengaruh sistemik
Manfaat Nonkontrasepsi
1.
Salah
satu perlindungan terhadap IMS/HIV/
AIDS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida
2.
Bila
digunankanpada saat haid, menampung darah menstruasi
Keterbatasan
1.
Efektifitas
sedang (bila digunakan sdengan spermisida angka kegagalan 6-16 kehamilan per
100 perempuan per tahun pertama)
2.
Keberhasilan
sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
3.
Motivasi
diperlukan berkesinambungan dengan menggunakan setiap berhubungan seksual
4.
Pemeriksaan
pelvic oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketetapan
pemasangan
5.
Pada
beberapa penguna menjadi penyebab
infeksi saluran uretra
6.
Pada
jam pascahubungan seksual, alat masih harus berada diposisinya
tabel : 1.7 kedaan
yang memerlukan perhatian untuk menggunakan metode Diafragma
Diapragma
|
|
SESUAI UNTUK KLIEN
YANG
|
TIDAK SESUAI UNTUK
KLIEN YANG:
|
1.
Tidak
menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau diatas usia 35
Tahun
2.
Tidak
menyukai pengunaan AKDR
3.
Menyusui
dan perlu kontrasepsi
4.
Memerlukan
proteksi terhadap IMS
5.
Memerlukan
metode sederhana sambil menunggu metode yang lain
|
1.
Berdasarkan
umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi
beresiko tinggi
2.
Terinfeksi
saluran uretra
3.
Tidak
setabil secara fisikis atau tidak suka menyentuk alat kelaminnya ( vulva dan
vagina)
4.
Mempunyai
riwayat sindrom syok karena keracunan
5.
Ingin
metode KB efektif
|
Penanganan efek samping
tabel :
1.8. penanganan efek samping diafragma
Efek
samping
|
Penanganan
|
Infeksi saluran uretra
|
Pengobatan dengan anti biotika yang sesuai,
apabila diapragma menjadi pilihan utanma dalam berKB sarankan untuk segera
mengosongkan kandung kemih setelah melakuakn hubungan seksul atau sarankan
untuk memakai metode kontrasepsi lain.
|
Dugaan adanya reksi alergi diafragma atau adanya
reksi slergi spermisida
|
Walaupun janrang terjadi, terasa kurang nyaman dan
mungkin berbahaya. Jika ada iritasi vagina, khususnya pasca senggama, dan
tidak mengidap IMS, berikan spermisida
yang lain atau bantu untuk memilih metode yang lain
|
Rasa nyeri ada tekanan terhadap kandung kemih
terhadap /rectum
|
Pastikan ketetapan dipragma apabila alat terlalu
besar. Cobalah ukuran yang lebih kecil. Tindak lanjuti untuk meyakinkan
masalah telah ditangani
|
Timbul cairan vagina dan berbau bila dibiarkan
lebih dari 24jam
|
Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (
tampon dan lain-lain) jika tidak ,
sarankan klien untuk melepas dipragma setelah melakukan hubungan seksual,
tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. Setelah diangkat (
dipragma harus dicuci dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan
mengunkan bedak atau talek jika akan disimpan) jika mengidap IMS lakukan
pemprosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi
|
Cara penggunaan/ intruksi bagi klein
1.
Gunakan
dipragma setiap kali melakukan hubungan seksual
2.
Pertama
kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
3.
Pastikan dipragma tidak berlubang (tes
diapragma dengan masukan air, atau
melihat menumbus cahaya).
4.
Olesakan
sedikit spermisida krim atau gel pada kap diapragma ( untuk memudahkan
pemasangan tambahkan krim atau gel, remas bersamaan dengan pinggirannya)
5.
Posisi
saat pemasangan diapragma :
a.
Satu
kaki diangkat kekursi atau dudukan toilet.
b.
Sambil
berbaring
c.
Sambil
jongkok
6.
Lebarkan
kedua bibir Vagina masukan diapragma jauh kebelakang, dorong bagian depan
pinggiran ke atas dibalik tulang pubis
7.
Masukan
jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks, sarung kan karetnya dan
Pastikan serviks telah terlindungi
8.
Diapragma
dipasang divagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual. Jika hubungan seksual
berlangsung sekitar 6jam setelah
pemasangan, tambahkan spermisida kedalam vagina. Diapragma didalam vagiana
paling tidak 6 jam setelah terlaksananya
hubungan seksual. Jangan tinggalkan diapragma didalam vagina lebih dari 24 jam
sebelum diangkat (tidak dianjurkan memcuci vagina setip waktu, pencucian vagiana
bisa dilakukan setelah ditunda selama 6jam
sesudah hubungan seksual )
9.
Mengangkat
dan mencabut diapragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah
10.
Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum
ditempatkan kembali.
3. Sepermiside
Sepermiside adalah zat kimia yang
dapat melumpuhkan sampai mematikan spermatozoa yang dipergunakan menjelang
hubungan seks. Setelah pemasangan 5-10 menit, hubungan seks dapat dilakukan
agar sepermaside dapat berfungsi. Metode sepermiside dapat digunakan pada jaman yunani kuno. Metiose sepermaside tetap
diperkembangkan eleh berbagai pabrik parmasi seperti poam tablet, krem atau
pasta, supositoria, dan gel.
Kekurangan
sepermaside adalah:
1. Merepotkan
menjelang hubungan senggama.
2. nilai
kepuasan berkuran.
3. Dapat
meninmbulkan iritasi atau alergi.
4. Kejadian
hamil tinggi sekitar 30-35% karena
pemasangan tidak sempurna atau terlalu ceoat melakukan senggama.
Metode sepermaside sulit digukan
secara masal dan hanya dapat diajarkan pada kalangan terbatas yang menpunyai
pendidikikan
4. Kontrasepsi
kombinasi ( hormone estrogen dan progesterone )
Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari 1897
ketika BARD menemukan bahwa korpus
luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi.
Pada tahun 1960 roca, pincus dan
Garcia mencoba progesterone sebagai kontrasepsi oral dengan hasil yang
memuaskan. Pada tahun 1993 gold jieher membuat pil kb oral seks suensila. Pada perkembangan dan percobaan selanjutnya
telah dibuat berbagai pil kb dengan tujuan meningkatkan eektipitas ,mengurangi
efek samping, dan menimalkan keluhan peserta
kb.
Mekanisme Kerja
Kontantrasepsi Hormonal
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
hormonal telah mempelajari bahwa estrogen dan progesteron memberikan umpan
balik terhadap hipopisis melalui hipotalumus sehingga terjadi hambatan terhadap
perkembangan polikel dan proses voluasi.
Melalui hipotalamus dan hipopisis, estrogen
dapat menghambat pengeluaran pollicle stimulating hormone (PSH) sehingga
pematangan pollicle degrap tidak terjadi. Disamping itu progesterone dapat
menghanbat hormone lutunizing hormone (LH). Estrogen mempercepat peristaltic
tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium yang belum siap untuk
menerima implamasi. .( manuba,2002)
Fungsi progesterone
:
1. Rangsangan balik kehipotalamun dan hipopisis ,
sehingga pengeluaran LH tidak terjad dan menghambat ovulasi.
2. Progesterone mengubah endometrium,sehingga
kapasitasi sepermatozoa tidak berkangsung.
3. Mengentalkan lendir servik sehingga sulit
ditembus spermatozoa.
4. Mengahambat speristaltik tuba, menyulitkan
konsepsi.
5. Menghindari implantasi, melalui perubahan
struktur endometrium.
5.
Pil Kombinasi
Profil :
1. Efektip dan reversible
2. Harus diminum setiap hari
3. Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa
mual mual dan pendarahan bercak yang tidak berbahaya akan segera hilang
4. Efek samping serius jarang terjadi
5. Dapat di pakai oleh semua orang ibu usia
reproduksi
6. Dapat diminum setiap saat jika diyakinkan
merasa tidak hamil
7. Tidak di ajurkan untuk ibu menyusui
8. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
Jenis
1. Monofasik
pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen dan progesterone dalam dosis yang sama ,dengan 7 tablet tanpa hormonal
2. Bifasik pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dengan dua dosis yang
berbeda ,dengan 7 tablet tanpa hormonal
3. Trifasik pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormone aktif estrogen dan progesterone dengan tiga dosis
yang berbeda ,dengan 7 tablet tanpa
hormonal
Gambar : 1.10 pil kombinasi
Tabel
: 2.1 Berikut ini adalah berbagai nama paten pil KB yang dipasarkan
Progesterone
kuat
|
Esterogen
lemak
|
Anovlar
Gynovlar
Norlestrine
Anacycline
Ovasta
Eugynon
Norinyl
Microgynon 60 ED
Microgynin
30 ED
|
Ovulen
Volidan
Lindiol
Noracycline
Conovid
E
Prevision
Ortho
novum
Nuvacim
|
Cara kerja
1. Menekan ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Lendir serviks mengental sehingga sulit
dilalaui seperma
4. Pergerakan tuba terhanggu sehingga
transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula
Manfaat
1. Bila
meminum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%
2. Dapat dipakai beberapa masalah :
3. Ketegangan menstruasi
4. Perdarahan mentruasi yang tidak teratir
5. Nyeri saat menstruasi
6. Pengobatan pasangan mandul
7. Pengobatan penyakit endometriosis..
8. Dapat
meningkatkan libdo.
Kerugian
1. Harus minum pil secara teratur
2. Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
3. Penyulit ringan :
4. Berat badan bertambah
5. rambut
rontok
6. Tumbuh akne
7. Mual sampai muntah
8. Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal
9. Mual pusing atau muntah
10. Amenorrhea atau spotting
11. Pendarahan pervagina/spotting
Yang dapat menggunakan pil kombinasi
1.
Usia reproduksi
2.
Telah memiliki anak ataupun belum
3.
Gemuk atau kurus
4.
Setelah melahirkan tetapi tidak menyusui
5.
Pasca keguguran
6.
Anemia karena haid berlebih
7.
Siklus haid tidak teratur
8.
Riwayat kehamilan ektopik
9.
Kelainan payudara jinak
10. Kencing manis tanpa kompilkasi pada ginjal
11. Menderita TBC kecuali sedang menggunakan
rimfampisin
Yang tidak boleh menggunakan
1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui eklusif
3. Pendarahan pervagina yang belum diketahui
4. Penyakit hati
5. Peroko dengan uasia >35 tahun
6. Riwayat penyakit jantung dan stroke atau
tekanan darahh tinggi > 180 / 110
7. Riwayat paktor pembekuan darah
8. Kangker payudara
9. Migraine dan gejala neurologic fokal
10. Tidak dapat megunakan pil secara teratur (affandi.biran,2013
)
6.
Suntikan kombinasi
Metode
suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta
peminatnya makin bertambah. Tinggi minat pemakaian suntikan KB oleh karena aman
, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca
persalinan.
Gambar :2.2 kontrasepsi suntik
Cara kerja
a.
Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum.
b.
Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa.
c.
Perubahan pristaltik tuba fallopii, sehingga konsep dihambat.
d.
Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi
hasil konsepsi.
Efektipitas :
Sangat efektip 0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan saelama tahun pertama penggunaan .
Keuntungan
a. Pemberiannya sederhana setiap 8 sampai 12
minggu
b. Tingkat efektivitasnya tinggi
c. Hubungan seks dengan suntukan KB bebas
d. Pengawasan medis yang ringan
e. Dapat dipakai diberikan pascapersalinan,
pascakeguguran, atau pascamenstruasi
f. Tidak menganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh
kembang bayi.
g. Suntukan KB cyclofem diberikan setiap bulan
dan peserta KB akan mendapatkan menstruasi.
Kerugian
a. Terjadi perubahan pola haid
b. Mual sakit kepala,nyeri, payudara ringan
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan
kesehatn
d. Efektipitas berkurang bila digunakan dengan
obat efilepsi
e. Tidak menjamin perlindungan hiv/aids
f. Terlambat pemulihan kesuburan .
Kapan suntikan KB dapat diberikan
1. Pasca-persalinan
a. Segera ketika masih di rumah sakit
b. Jadwal suntikan berikutnya
2. Pasca-abortus
a. Segera setelah perawatan
b. Jadwal waktu suntik diperhitungkan
3. Interval
a. Hari kelima menstruasi
b. Jadwal waktu diperhitungkan
Jadwal waktu
suntukan berikutnya diperhitungkan dengan pedoman :
1. Depoprovera : interval 8 minggu
2. Norigest : interval 8 minggu
3. Cyclofem : interval 4 minggu.
Dengan
pedoman tersebut kepada peserta KB dapat menghitungkan kedatangannya dengan
tenggang waktu yang cukup jelas. Suntikan KB cyclofem merupakan suntikan KB
masa depan, Karena mempunya keuntungan:
1. Diberikan setiap 4 minggu
2. Peserta cyclofem mendapat menstruasi
3. Pemberian aman, efektif, dan relative mudah.
7.
Kontrasefsi implant
Susuk KB yang
diperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat diterima masyarakat sehingga
Indonesia merupakan Negara terbesar pemakai norplant. Susuk KB disebut alat KB
bawah kulit (AKBK). Kini sedang diuji coba susuk KB satu kapsul yang disebut
impanon. Pemasangan norplat (SUSUK KB) sederhana dan dapat diajarkan, tetapi masalah mencabut susuk KB memerlukan
perhatian karena sulit dicari metode yang murah,dan aman;jumlah yang memerlukan
pelayanan pencabutan makin besar; dan dijumpai penyulit dan komplikasi saat
mencabut. (Manuaba,2002)
Janis-jenis
implant
1. Jadelle norplan (norplan)
Terdiri
atas 6 kapsul,tiap kapsul berisi 38 mg progesteon leponorgestel,yang dipasang
secara subdermal dan berfungsi sebagai kontrasepsi selama 5 tahun
Norplan
mencegah kehamilan dengan pengenmtlan lendir serviks sehingga tidak dapat
ditembus oleh seperma.
2. Inplanon
Inflanon
adalah batang tunggal berisi 68 mg etonogestel yang dipasang secara subdermal
mendpat lisensi selama 3tahun panjang batang tersebut 4cm dan berdiameyer 22mm
dan dilengkapi aplikator seteril yang sudah diisi .implannon mencegah kehamilan
dengan menghambat vulasi,mengentalkan lendir seviks juga mempunyai efek pada
endometrium.
3. Inplan 2 kapsul
Yaitu
implant yang terdiri dua kapsul yang masing-masing berisi 75 mg levonorgestel
dalam kantung plastic yang seteril yang tertutup ( diinsersikan sebdermal menggunakan
trokart ) atau dua kapsul didalam selubang trocart seteil dimana hanya
diperlukan pendorong (inserter-plus atau inserter pin) untuk menenmpatkan kedua
kapsul levonorgetol pada lapisan subdermal dengan lengan atas klien .
Gambar
:2.3 implan
Teknik Pemasangan Susuk Kb
Prinsip pemasangan
susuk KB adalah dipasang pada lengan kiri atas dan pemasangan seperti kipas
mekar dengan 6 kapsul.
1. Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat
seperti kipas terbuka .
2. Tempat pemasangan di lengan kiri atas,dipatirasa
dengan lidokain 2%..
3. Di buat insisi kecil ,sehingga trokar dapat
masuk.
4. Kapsul di masukan kedalam trokar,dan didorong
dengan alsat pendorong sampai terasa tertahan.
5. Untuk menempatkan kapsul,trokar ditarik
keluar.
6. Untuk menyakinkan bahwa kapsul telah
ditempatnya,alat pendorong dimasukan sampai terasa tidak ada tahanan.
7. setelah 6 kapsul dipasang,bekas insisi ditutup
dengan tensoplast (band aid)
Mekanisme kerja susuk KB
Setiap kapsul susuk
KB mengandung 36 mgr levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya
sebanyak 80 mcg. Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesteron yang dapat
mengalanagi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi,mengentalkan lendir
serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa,dan menyebabkan situasi endometrium
tidak siap menjadi tempat nidasi.
Keuntunganmetode susuk KB :
1. Dipasang selama lima tahun.
2. Kontrole medis ringan.
3. Dapat dilayani didaerah pedesaan.
4. Penyulit medis tidak terlalu tinggi.
Biaya ringan.
Kerugian metode susuk KB :
1. Menimbulkan gangguan menstruasi,yaitu tidak
mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur.
2. Berat badan bertambah.
3. Menimbulkan akne,tegangan payudara.
4. Liang senggama terasa kering.
5. Pencabutan susuk KB sebelum waktunya
Keinginan peserta KB
untuk mencabut susuk KB dengan alasan ingin punya anak lagi dan terjadi
perdarahan/gangguan menstruasi.
Pencabutan Susuk Kb
Indonesia yang
merupakan Negara terbesar pemakaian KB menghadapi kendala dalam mencabut
sebanyak 300.000 sampai 400.000 susuk KB setiap tahunnya.pada pertemuan
teknologi kontrasepsi di cisarua,bogor, 4 februari 1993, banyak kendala
dijumpai saat pencabutan sebagai berikut :
1) Kendala teknis pencabutan
a. Pemasangan terlalu dalam 47,5%
b. Pemasangan susuk KB tidak teratur 47,4%
c. Pemasangan yang berjauhan 5,1%
2) Komplikasi ( Penyulit )
a. Perdarahan dan hematoma 20%
b. Infeksi 5%
c. Tidak semua susuk KB dapat di keluarkan 2%
3) Biaya untuk mencabut susuk KB besar.
Pada pencabutan banyak dijumpai kesulitan
sehingga diupayakan untuk merekayasa teknik pencabutan sebagai berikut :
1. Metode standart
a. Tempat pencabutan didesifektan kemudian
ditutupi dengan duk
b. dilakukan patirasi lokal dengan lidokain 2%
c. pencabutan dengan cara :
(1) Teknik blind (buta) yaitu Kapsul dijepit
dengan kliem arteri dan selanjutnya di tarik keluar.
(2) Teknik a vue yaitu Ujung kapsul dibersihkan
dari jaringan ikat dan selanjutnya dipegang dengan klien arteri dan dikeluarkan
2. Teknik U
a. Tempat pencabutan didesinfektan kemudian
ditutup dengan duk steril
b. Insisi dibuat sejajar dengan pemasangan susuk
KB
c. Jaringan penutup susuk KB dibersihkan
d. alat U dipakai memegang kapsul,ditarik kea rah
insisi,jaringan ikatnya dibersihkan dan selanjutnya kapsul di tarik keluar.
3. Teknik tusuk (Ma) pencabutan susuk KB.
Di RSUP denpasar,IBG
manuaba merekayasa alat dan teknik pencabutan susuk KB, konsep pencabutan
adalah susuk KB dipasang melalui tusukan dan dicabut dengan teknik tusuk (Ma).
Pembuatan ”alat
tusuk” pencabut susuk KB (Ma) adalah sebagai berikut : ambil kawat sepanjang 7
sampai 8 cm (ruji sepeda mudah di dapat dimana saja) kemudian salah satu
ujungnya diruncingkan dan diperkecil,dan dilengkungkan 900 untuk
mempermudah kedalam kapsul susuk KB ujung lainnya dilengkungan satu bidang
denganlengkungan yang runcing. Digunakan sebagai pegangan.
8.
Kontrasepi IUD (Intra Uterine Devices)
Alat
ini disebut juga dengan spiral/IUD, dalam bahasa terjemahannya disebut alat
yang dimasukan kedalam tubuh, yaitu yang ditanam dirahim perempuan, tujuannya
yaitu mencegah penempelan sel telur pada dinding rahim ataupun mencegah
terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma, alat ini umumnya terbuat dari
plastic ataupun plastic bercampur tembaga.
Gambar 2.4 IUD
Cara kerja IUD
Pada pemakai IUD
yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genetalia
atas berkurang, sehingga perubahan cairan tuba dan uterus mengganggu viabilitas
gamet, baik sperma maupun ovum yang diambil dari pemakaian IUD yang mengandung
tembaga memperlihatkan degenerasi mencolok.
Keuntungan
AKDR
1. Alat
kontrasepsi dalam rahim dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan
menempati urutan ketiga dalam pemakaian.
2. Pemasangan
tidak memerlukan medis teknis yang sulit.
3. kontrol
medis yang ringan
4. penyulit
tidak terlalu berat
5. pulihnya
kesuburan setelah AKDR dicabut akan berlangsung baik
Kerugian
AKDR
1. Masih
terjadi kehamilan dengan AKDR in situ
2. Terdapat
perdarahan (spotting)
3. Leukorea,
sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah
4. Dapat
terjadi infeksi
5. Tingkat
akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik
6. Tali
AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.
Teknik
pemasangan AKDR
Persiapan
a. Pasien
tidur telentang di meja ginekologi
b. Vulva
dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat dan air dtt
c. Dilakukan
pemeriksaan dalam ntuk menentukan besar dan arah rahim
d. Duk
steril dipasang dibawah bokong
e. Speculum
cocor bebek dipasang sehingga srrviks dapat terlihat
f. Serviks-porsio
dibersihkan dengan kapas betadin
g. Dilakukan
pengukuran dengan menggunakan sonde untuk menentukan dalam-panjang rahim dan
arah posisi rahim,
Pemasangan
Cara pemasangan
copper T atau seven copper
a. Bungkus
copper T atau seven copper dibuka
b. AKDR
nya dimasukan ke dalam introdusor melalui ujungnya sampai batas tertentu dengan
memakai sarung tangan steril
c. Introdusor
dengan AKDR terpasang dimasukkan kedalam rahim sampai menyentuh fundus uteri
dan ditarik sedikit
d. Pendorong
selanjutnya mendorong AKDR hingga terpasang
e. Introdusor
dan pendorong ditarik dan gunting benang 3 cm
Penentuan
Waktu Pemasangan
Asalkan tidak
ada indikasi kehamilan, AKDR bisa dipasang setiap saat selama siklus
menstruasi, AKDR bisa dipasang segera setelah 6 minggu persalinan, baik bagi
persalinan melalui vagina maupun seksio sesarea,
1. Masalah
saat pemasangan
a. Serangan
Epilepsi, terutama pada wanita yang memiliki riwayat epilepsy, ketika
pemasangan spiral.
b. Kegagalan
pemasangan, bisa jadi hal ini disebabkan oleh teknik pemasangan yang tidak
tepat atau kurang baik atau adanya kelainan anatomi pada rahim dan leher rahim.
c. Timbulnya
sinkop dan bradikaria, nyeri hebat karena adanya syok serviks. Hal ini terjadi
akibat dilatasi os servikalis internus oleh sinde atau alat pemasang.
d. Terjadinya
perforasi, AKDR bisa menembus uterus atau dinding serviks atau bagian
2. Cara
memeriksa tali-tali spiral
a. Cuci
tangan dengan air dan sabun
b. Berjongkoklah,
lalu masukan da jari ke dalam vagina sejauh mungkin. Lalu raba tali-tali yang
terasa menjulur, namun janganlah menarik tali-tali tersebut
c. Keluarkan
jari-jari dan cuci vagina sampai besih dan keringkan,
9.
Kontrasepsi Metode Operasi / Sterilisasi
Metode
ini bisa digunakan pada perempuan dan laki-laki di seluruh dunia terdapat lebih
dari 150 juta perempuan yang memilih metode kontrasepsi ini. Fasektomi
(sterilisasi pada laki-laki) biasanya perempuan yang memilih metode ini telah
berusia 40 tahun keatas.
1.
Sterilisasi
(operasi) perempuan
Sterilisasi pada
perempuan biasanya dengan melakukan penyumbatan pada kedua tuba fallopi yan
dapat dicapai baik dengan laparotomi atau mini-laparotomi atau yang lebih
sering di sebut laparoskopi. Laparoskopi ini di rekomendasikan sebagai prosedur
pembedahan yang tanpa rawat inap. Selain dengan menyumbat, sterilisasi dapat
juga dengan cara pengangkatan kedua tuba, apabila diindikasikan adanya penyakit
ginekologis misalnya hidrosalping atau fibroid
Tubektomi
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup
Keuntungan : Secara umum keuntungan
kontap wanita dan pria dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah :
1
Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan
cara kontrasepsi lain
2
Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan
saja
3
Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan
merupakan cara kontrasepsi
4
yang permanen
5
Lebih ekonomis, karena hanya memrlukan biaya untuk satu kali
tindakan saja
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah :
Tubektomi
1
Sangat efektif dan “permanen”
2
Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
3
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
4
Tidak mempengaruhi proses menyusui
5
Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6
Tidak menggangu hubungan seksual
2.
Sterilisasi
pada laki-laki
Fasektomi
Fasektomi
merupakan metode sterilisasi atau operasi pada laki-laki. Fasektomi dilakukan
dengan cara pemotongan atau penyumbatan vas deferens dari kantongnya (zakar) ke
penis untuk mencegah lewatnya sperma.
Indikasi
(1) Pasangan
yang sangat yakin bahwa keluarga mereka sudah lengkap
(2) Apabila
salah satu dari pasangan memiliki resiko penyakit yang dapat diturunkan
(3) Apabila
salah satu dari pasangan mengidap penyakit kronik yang menjadi kontraindikasi
untuk hamil (bagi perempuan) atau akan memengaruhi kemampuan pasangan untuk
membesarkan anak
Kontraindikasi
Apabila pasangan
tidak yakin benar bahwa mereka tidak menginginkan anak lagi
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY.R USIA 29 TAHUN P2A0Ah2
ASEPTOR KB LAMA SUNTIK 3 BULAN
DI BPM. BIDAN SULIAH AMd.KEB.,SKM
Tanggal
Pengkajian : 29 Januari 2015
No
registrasi : 029.01.15
Jam : 10:10 WIB
Tempat
Pengkajian : BPM. Bidan Suliah Amd. Keb.,SKM
I.
PENGKAJIAN
DATA
A.
IDENTITAS
/ BIODATA
Nama : Ny. R Nama suami : Tn. S
Umur : 29 tahun Umur :
30 tahun
Suku/kebangsaan : betawi/indonesia Suku/kebangsaan :betawi
Agama : islam Agama
: islam
Pendidikan : SMA Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : buruh
Alamat rumah : koja Alamat : koja
Telp : Telp :
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
1. Alasan kunjungan ini : kunjungan rutin kb suntik 3 bulan
2. Keluhan utama : tidak ada keluhan
3. Riwayat menstruasi :
• Haid pertama : 13 tahun
• Siklus : 28 hari
• Banyaknya : 2 kali ganti
pembalut
• Dismenorhea : tidak ada dismenorhea
• Teratur/tidak teratur : Teratur
• Lamanya : 7 hari
• Sifat darah : encer
• Haid terakhir :28 januari 2015
4. Pola kebiasaan sehari-hari
Sekarang
Nutrisi (pola
makan)
• Makan : 3 kali sehari
• Porsi : 1 porsi
• Komposisi
: nasi, lauk pauk, sayur
• Minum : 8 gelas sehari
• Jenis : mineral, jus
• Kebiasaan lain : tidak ada
• Keluhan : tidak ada
Eliminasi
• BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Konsistensi : padat
Warna : kuning
• BAK
Frekuensi : 5 kali sehari
Konsistensi : cair
Warna : kuning
Keluhan : tidak ada
Seksualitas : 2
Kali/Minggu
Keluhan : tidak ada
Personal hygiene
• Mandi : 2 kali sehari
• Keramas : 3 kali seminggu
• Ganti pakaian : 2 kali sehari
• Keluhan : tidak ada
Aktivitas : Memasak,
mencuci baju, mencuci piring, menyapu, mengepel
Istrahat
• Siang : 1 jam
• Keluhan : tidak ada
• Malam : 7 jam
• Keluhan : tidak ada
5. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
a. Riwayat kesehatan ibu sekarang :
Penyakit Jantung : ibu mengatakan tidak ada riwayat
penyakit jantung
Penyakit Ginjal : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginjal
Asma/TBC paru : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakt asma/TBC paru
Hepatitis :
ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hepatitis
DM : ibu mengatakan tidak ada riwayat
penyakit DM
Hipertensi : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi
Infeksi menular
seksual (IMS) : ibu mengatakan
tidak ada riwayat penyakit infeksi menular seksual (IMS)
Keputihan : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit keputihan
Anemia :
ibu mentakan tidak ada rwayat penyakit anemia
HIV/AIDS : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
Penyakit hormone : ibu mengatakan
tidak ada riwayat penyakit hormone
Infeksi radang
panggul : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit infeksi radang panggul
Lain-lain :
tidak ada
b. Riwayat kesehatan ibu dahulu :
Penyakit Jantung
: ibu
mengatakan tidak pernah mengalami penyakit jantung
Penyakit Ginjal : ibu
mengatakan tidak pernah mengalami penyakit ginjal
Asma/TBC paru : ibu
mengatakan tidak pernah mengalami penyakt asma/TBC paru
Hepatitis :
ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit hepatitis
DM :
ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit DM
Hipertensi : ibu
mengatakan tidak pernah mengalami penyakit hipertensi
Infeksi menular
seksual (IMS) : ibu mengatakan
tidak pernah mengalami penyakit infeksi menular seksual (IMS)
Keputihan : ibu
mengatakan tidak pernah mengalami penyakit keputihan
Anemia :
ibu mentakan tidak pernah mengalami penyakit anemia
HIV/AIDS : ibu
mengatakan tidak pernah mengalami penyakit HIV/AIDS
Penyakit hormone : ibu mengatakan
tidak pernah mengalami penyakit hormone
Infeksi radang
panggul : ibu mengatakan
tidak pernah mengalami penyakit infeksi radang panggl
Lain-lain :
tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Penyakit Jantung
: ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung
Penyakit Ginjal : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginjal
Asma/TBC paru : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakt asma/TBC paru
Hepatitis :
ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hepatitis
DM : ibu mengatakan tidak ada riwayat
penyakit DM
Hipertensi : ibu
mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi
Epilepsy :
ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit epilepsy
Lain-lain :
tidak ada
6. Data psikososial
• Pengetahuan ibu tentang KB : Pengetahuan ibu cukup
• Dukungan keluarga : Keluarga mendukung ibu untuk
ber KB
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional : Stabil
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu tubuh : 37,50C
Tinggi badan : 160 cm
LILA : 24cm
Berat badan
sekarang : 55kg
PEMERIKSAAN
KHUSUS (head to toe)
Kepala
Muka/wajah : Tidak ada odema,
jerawat dan flek
Lain-lain : Tidak ada
Mata
Kelopak mata : Normal
Konjungtiva : Tidak tampak pucat
Sclera : Tidak
tampak kuning
Lain-lain : Tidak ada
Hidung
Secret/serumen : Tidak ada pengeluaran
secret
Polip : Tidak
ada polip
Lain-lain : Tidak ada
Telinga
Secret/serumen : Tidak ada pengeluaran
secret
Polip : Tidak
ada polip
Lain-lain : Tidak ada
Mulut
Bibir : Tidak
tampak pucat/pecah-pecah
Gigi : Tidak
ada karies
Lain-lain : Tidak ada
Leher
Kelenjar thyroid
: Tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid
Kelenjar getah
bening : Tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Lain-lain : Tidak ada
Dada : normal
Payudara
Pembesaran : Tidak ada
pembesaran payudara
Putting susu : Menonjol
Simetris : Kanan dan
kiri
Benjolan : Tidak ada
benjolan
Pengeluaran : Tidak ada
pengeluaran
Areola :
Tampak kehitaman
Rasa nyeri : Tidak ada rasa
nyeri
Lain-lain : Tidak ada
Abdomen
• Pembesaran : Normal
• Benjolan abnormal : Tidak ada benjolan abnormal
• Bekas luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi
• Kandung kemih : Normal
• Nyeri tekan perut bagian bawah :
Tidak ada nyeri tekan perut bagian bawah
• Lain-lain : Tidak ada
Ano-genital
Vulva vagina : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Perineum : Tidak
dilakukan pemeriksaan
Pengeluaran : Tidak dilakukan
pemeriksaan warna : -
Anus : Hemoroid : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Varises dan odem : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Lain-lain : Tidak
dilakukan pemeriksaan
Extremitas atas :
oedema :
Tidak ada oedema
Kebersihan :
Tampak bersih
Warna jari dan
kuku :
Tidak tampak pucat
Turgor :
normal
Kekuatan otot
dan sendi : Baik
Kemerahan : Tidak ada kemerahan
Varises : Tidak ada varises
Lain-lain :
Tidak ada
Extremitas bawah
:
oedema :
Tidak ada oedema
Kebersihan :
Tampak bersih
Warna jari dan
kuku : Tidak tampak pucat
Turgor :
normal
Kekuatan otot
dan sendi : Baik
Kemerahan :
Tidak ada kemerahan
Varises :
Tidak ada varises
Reflex patella :
kanan + kiri +
Lain-lain :
Tidak ada
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : - pukul
: - WIB
Pemeriksaan
Laboratorium (hasil dan nilai normal)
Darah :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Urin :
Tidak dilakukan pemeriksaan
USG :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Rotgen :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Therapy yang
sudah diberikan : Tidak
dilakukan pemeriksaan
Lain-lain :
Tidak dilakukan pemeriksaan
II.
INTERPRETASI
DATA
Diagnosa : Ny. R umur 29 tahun P2A0Ah2 Aseptor
KB lama suntik 3 bulan
DS
:
ibu mengatakan usia 29 tahun pernah melahirkan 2 kali tidak pernah
keguguran dan sudah lama mengunakan kb suntik 3 bulan.
DO
: KU baik
Tekanan
Darah : 120/80 mmHg
Denyut
nadi : 80
x/menit
Pernapasan
: 24x/menit
Suhu
tubuh : 37,50C
Tinggi
badan : 160 cm
LILA : 24cm
Berat badan sebelum :
54
Berat
badan sekarang : 55kg
Masalah : Tidak
ada
Kebutuhan : Tidak
ada
III.
ANTISIPASI
DAN DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak
ada
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Tidak
ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal : 29 Januari 2015 jam : 10.10
WIB
1. Beritahu
ibu tentang hasil pemeriksaan agar ibu mengetahui keadaannya saat ini.
2. Jelaskan kepada ibu tentang efek samping suntik kb 3
bulan setelah penyuntikan agar ibu mengetahuinya.
3. Inform consent
4. Mencuci tangan agar menjaga kebersihan
5. Siapkan
alat agar dapat mempermudah dalam proses penyuntikan.
6. Atur
posisi ibu senyaman mungkin agar dapat mempermudah proses penyuntikan.
7. Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol dan Injeksi pada daerah 1/3
SIAS-cocygis secara IM agar dapat menghindarkan kesalahan penyuntikan.
8. Anjurkan
ibu untuk kembali lagi tanggal 25
april 2015 agar ibu dapat mengetahui jadwal suntik kb kembali.
9. Lakukan
pendokumentasian
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal : 29 Januari 2015 jam :
10.10 WIB
1.
Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan fisik
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi :
80 x/menit
Pernapasan :
24x/menit
Suhu tubuh :
37,50C
Berat badan sebelum : 54kg
Berat badan sekarang :
55kg
2. Menjelaskan tentang efek
samping setelah penyuntikan seperti
Terjadi perubahan pola haid
Mual sakit kepala,nyeri, payudara ringan
Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatn Efektipitas berkurang
bila digunakan dengan obat efilepsi
Tidak menjamin perlindungan hiv/aids
Terlambat pemulihan kesuburan
3. Melakukan Inform consent
kepada pasien bahwa ibu sudah mengerti dan menyetujui
4. Melakukan cuci tangan
efektif
5. Menyiapkan alat seperti
kapas alkohol, spuit dan obat kb
6. Melakukan posisi ibu senyaman mungkin.
7. Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan
kapas alcohol dan Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM
8. Menganjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 25 april 2015
9. Melakukan pendokumentasian
VII.
EVALUASI
Tanggal : 29 Januari 2015 jam :
10.10 WIB
1.
Ibu sudah
mengetahui tentang hasil pemeriksaan ibu saat ini
2.
Ibu sudah
mengetahui tentang efek samping setelah penyuntikan
3.
Inform consent sudah
dilakukan
4.
Sudah melakukan
cuci tangan efektif
5.
Alat sudah
disiapkan
6.
Posisi ibu sudah
diatur senyaman mungkin
7.
Kulit sudah
dibersihkan dan sudah dilakukan penyuntikan secara IM
8.
Ibu sudah mengerti
datang kembali tanggal 25 april 2015
9.
Sudah dilakukan
pendokumentasian
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut
UU no.10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan. Atau juga kb adalah suatu
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur diameter interval kelahiran dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Pengertian Kontasepsi
berasal dari dua kata yaitu kontra dan konsepsi “,kontra “yang artinya mencegah
/ menghalangi dan “konsepsi” yaitu pertemuan antara seltelur yang matang dengan
sel seperma .jadi kontrasepsi dapat di artikan sebabagai suatu cara untuk
mencegah terjadinya kehamilan sebgai akibat pertemuan sel telur dan sel
seperma. Kontrassepsi dapat menggunakan berbgai macam cara, baik dengan
menggunakan hormone,alat ataupun melalui prosedur oprasi.
Tujuan kb itu sendiri untuk Mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera, menurunkan tingkat atau kematian ibu, bayi dan anak, serta masalah
kesehatan reproduksi yang berkualitas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ny
R, datang ke BPM
mengatakan ingin kunjungan ulang kb suntuk 3 bulan,
sebelumnya Ny R juga menggunakan alat
kontrasepsi kb suntik 3 bulan dianak yang pertama dan belum pernah memakai alat
kontrasepsi lain. Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi kb untuk menjarangkan
kehamilan.
Adapun pelaksanaan atau tindakan kb suntik 3 bulan antara
instansi dan dilapangan mempunyai kesenjangan yaitu waktu kunjungan ulang
suntik atau jadwal kembali suntik tanggal kunjungan hanya di kurangi 9.
5.2
Saran
1. Diharapkan lebih bisa meningkatkan kualitas
Keluarga Berencana.
2. Diharapkan lebih Meningkatkan kerjasama
dalam hal pemecahan masalah
3. Diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan .
DAFTAR PUSTAKA
uliyah,maratul.
2010. Panduan aman dan sehat memilih alat
KB:Pustaka insan madani.
Manuba,Chandra
ayu ida.2010.ilmu kebidanan
penyakit,penyakit kandungan,dan KB.Jakarta :EGC 2010.
Afandi,briand.2012.buku panduan praktis pelayanan kontrasefsi.
Jakarta :Bina pustaka sarwono prwihadrdjo.
Manuaba,ida
bagus gede. 2002. Ilmu kebidanan,penyakit
kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta:EGC 2002
Everett,suzanne.2005.buku saku kontrasepsi dan kesehatan seksual
reproduksi.jakarta:EGC buku kedokteran 2005.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar