.

Cartoon Toad Jumping Up and Down

Minggu, 29 Juni 2014



BAB I
PENDAHULUAN
                                                                      
1.1  LATAR BELAKANG

Plasenta previa adalah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal pada segmen bawah rahir, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum, sedangkan kehamilan tersebut sudah viable atau mampu hidup di luar rahim (usia kehamilan 22 minggu atau berat >500 gram). (achadiat, 2004).

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Plasenta previa?
2.      Apa tanda dan gejala Plasenta previa?
3.      Bagaimana komplikasi Plasenta previa?
4.      Bagaimana cara menangani Plasenta previa?
                                            
1.3  TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui pengertian Plasenta previa
2.      Untuk mengetahui tanda dan gejala Plasenta previa
3.      Untuk mengetahui komplikasi Plasenta previa
4.      Untuk mengetahui cara menangani plasenta previa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi plasenta previa
Plasenta praevia/plasenta previa yang berasal dari kata “prae” yang berarti depan dan “vias” yang berarti jalan. Jadi plasenta di depan jalan lahir atau menutupi jalan lahir (sarwono, 1991).
Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (TM. Hanafiah, 2004).
Plasenta previa adalah plasenta yang berada di depan jalan lahir (prae=didepan, vias=jalan). Jadi yang di maksud plasenta previa adalah plasenta yang implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir (ostium uteri internum). (TM. Hanafiah, 2004).
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (Saifudin AB,dkk,2006).
Plasenta previa adalah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal pada segmen bawah rahir, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum, sedangkan kehamilan tersebut sudah viable atau mampu hidup di luar rahim (usia kehamilan 22 minggu atau berat >500 gram). (achadiat, 2004).
Plasenta previa merupakan plasenta yang menempel dekat dengan atau menutupi mulut rahim. (http://www.gayahidupsehatonline.com).

2.2 Faktor resiko                                                               
Penyebab utama terjadinya plasenta previa belum di ketahui. Tetapi terdapat beberapa faktorresiko yang menyebabkan meningkatnya seorang ibu atau wanita hamil berkesempatan mengalami plasenta previa, yaitu :
a.       Jumlah kehamilan sebelumnya (multiparitas). Plasenta terjadi pada  1 dari 1500 wanita yang baru pertama kali hamil. Pada wanita yang telah 5 kali hamil atau lebih, maka resiko terjadinya plasenta previa adalah 1 di antara 20 kehamilan.
b.      Usia ibu hamil (umur lanjut >35 tahun). Diantara wanita-wanita yang berusia kurang dari 19 tahun, hanya 1 dari 1500 yang mengalami plasenta previa. Pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahub, 1 dari 100 wanita hamil akan mengalami plasenta previa.
c.       Operasi caesar sebelumnya (yang dapat menyebbabkan cacat atau jaringan perut pada endometrium). Pada ibu atau wanita yang pernah menjalani oprasi caesar sebelumnya, maka sekitar 4 dari 100 wanita tersebut akan mengalami plasenta previa. Resiko akan meningkat setelah mengalami 4 kali atau lebih operasi caesar. (pada ibu atau wanita yang pernah 4 kali atau lebih menjalani operasi caesar, maka 1 dari 10 ibu atau wanita tersebut akan mengalami plasenta previa)
d.      Kehamilan dengan janin lebih dari 1 (seperti kembar dua atau kembar tiga) dengan plasenta besar.
e.       Riwayat tindakn medis yang di lakukan pada uterus, seperti dilatase dan kuretase atau aborsi medisinalis.
f.       Defect vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan atropik dan inflamatorik.
g.      Chorion leave persistent.
h.      Corpus luteum bereaksi lambat dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi.
i.        Merokok sigaret, menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang beredar dalam tubuh, sehingga merangsang pertumbuhan plasenta yang besar. Plasenta yang besar di hubungkan dengan perkembangan plasenta previa.
j.        Kokain dan penggunaan obat-obat bius.
k.      Riwayat plasenta previa sebelumnya.

2.3 Beberapa klasifikasi plasenta previa
1)      Plasenta previa totalis : apabila OUI seluruhnya tertutup oleh plasenta.
2)      Plasenta previa parsialis : apabila hanya sebagian OUI tertutup plasenta.
3)      Plasenta previa lateralis : apabila hanya tepi plasenta yang menutupi OUI.
4)      Plasenta previa letak rendah : apabila plasenta berimplantasi di SBR tetapi tidak ada bagian yang menutupi OUI.


1.      Menurut de snoo, berdasarkan pembukaan 4-5 cm.
a.       Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh ostea.
b.      Plasenta previa lateralis, bilamana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta.

2.      Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat
a.       Plasenta previa totalis : bila seluruh ostea (jalan lahir) ditutupi oleh plasenta.
b.      Plasenta previa partialis : apabila hanya sebagian ostea (jalan lahir) tertutup oleh plasenta.
c.       Plasenta previa marginalis : apabila pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir osteum uteri internum.
d.      Plasenta letak rendah : pinggir plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan. Pada periksa dalam tidak teraba.

3.      Menurut Browne
a.       Tingkat I, lateral plasenta previa : pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.
b.      Tingkat II, marginal plasenta previa : plasenta mencapai pinggir pembukaan (ostea).

2.4 Gejala klinis
a.       Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan biasanya berulang. Darah pervaginam biasanya bewarna merah segar.
b.      Bagian terdepan janin tinggi (floating) /belum memasuki pintu pintu atas panggul (PAP). Sering di jumpai kelainan letak (sungsang atau lintang).
c.       Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya.
d.      Janin biasanya masih baik, namun dapat juga disertai gawat janin sampai kematian janin tergantung beratnya plasenta previa.
e.       Pada pemeriksaan jalan lahir, teraba jaringan plasenta (lunak).
Perdarahan dapat terjadi selagi tidur atau bekerja biasa, perdarahan pertama biasaanya tidak banyak sehingga tidak berakibat fatal. Akan tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam.

2.5 Diagnosis
a.       Anamnesis :
Riwayat pendarahan, darah warna merah segar, tanpa rasa nyeri, tanpa sebab, terutama pada multigravida pada kehamilan 22 minggu.
b.      Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum atau tanda-tanda vital ibu mungkin dapat baik sampai buruk, tergantung pada beratnya perdarahan.
c.       Pemeriksaan obstetrik :
Pemeriksaan luar : bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul presentasi kepala. Biasanya kepala masih terapung diatas pintu atas, mengelok kesamping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul, ada kelainan letak.
Pemeriksaan inspekulo : tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai.
d.      Penentuan letak plasenta tidak langsung :
Dapat dilakukan dengan radiografi, radioisotop, dan ultrasonografi (USG), pada pemeriksaan dengan radiografi dan radioisotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi. Sedangkan pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) tidak menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri.
e.       Penentuan letak plasenta secara langsung :
Pemeriksaan dengan menentukan letak plasenta secara langsung baru dikerjakan bila fasilitas lain tidak ada dan dilakukan dalam keadaan siap operasi.

2.5.1 Pemeriksaan penunjang
a.       Laboratorium : darah lengkap urin lengkap.
b.      Kardiotokografi (KTG), doppler laennec untuk mengetahui kesejahteraan janin.
c.       Ultrasonografi (USG) untuk menentukan letak plasenta/implantasi plasenta, usia kehamilan dan keadaan janin secara keseluruhan. Plasenta previa dapat didiagnosa dengan menggunakan USG.

2.6 Komplikasi
Plasenta previa dapat menyebabkan berbagai komplikasi, baik bagi ibu maupun janin, yaitu :
a.       Perdarahan yang hebat dan syok sebelum atau selama persalinan, yang dapat mengancam kehidupan ibu dan janinnya.
b.      Persalinan prematur atau preterm (sebelum usia kehamilan 37 minggu) dang dimana merupakan resiko terbesar bagi janin.
c.       Defect persalinan
Defect persalinan terjadi 2,5 kali lebih sering pada kehamilan yang dipengaruhi oleh plasenta previa dari pada kehamilan yang tidak dipengaruhinya dan sampai sekarang tidak diketahui penyebabnya.
d.      Infeksi
e.       Laserasi serviks
f.       Plasenta tali pusat
g.      Prolaps plasenta
Plasenta previa dapat menghambat perkembangan janin. Meskipun beberapa penelitian sering menemukan masalah pertumbuhan janin pada plasenta previa, beberapa penelitian lainnya tidak menemukan perbedaan antara bayi-bayi pada kelainan ini dengan bayi-bayi dari kehamilan normal.

2.7 Penatalaksanaan medis
Semua pasien atau ibu dengan perdarahan pervagina pada kehamilan trimester-3 harus dirawat dirumah sakit tanpa periksa dalam (touche vagina). Bila pasien dalam keadaan syok karna perdarahan yang banyak, harus segera dilakukan perbaikan keadaan umumnya dengan pemberian infus atau transfusi darah.
Penanganan plasenta previa tergantung pada :
a.       Keadaan umum pasien, kadar Hb
b.      Jumlah perdarahan yang terjadi
c.       Umur kehamilan/taksiran berat badan janin
d.      Jenis/klasifikasi plasenta previa
e.       Paritas dan kemajuan persalinan

2.7.1 Penatalaksanaan plasenta previa dibagi menjadi 2, yaitu :
a.       Konservatif/ekspektatif, yang artinya mempertahankan kehamilan sampai waktu tertentu. Yang bertujuan untuk janin terlahir tidak prematur, ibu dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servikalis. Upaya diagnosis dilakukan secara non-invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik.
b.      Aktif, yang artinya kehamilan tersebut harus segera diakhiri.

Plasenta previa dengan perdarahan merupakan keadaan darurat kebidanan yang memerlukan penangan yang baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa yaitu :
1.      Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak atau untuk mengurangi kesakitan dan kematian.
2.      Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk melakukan pertolongan lebih lanjut.
3.      Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengamil sikap melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang cukup.

  1. Kehamillan masih dapat dipertahankan, karena perdarahan pertama pada umumnya tidak berat dan dapat berhenti dengan sendirinya.
  2. Belum ada tanda- tanda persalinan
  3. Keadaan janin sejahteraan
  4. Keadaan  umum baik, kadar Hb 89% atau lebih
  5. Rencana penanganan
  6. Pasien harus dirawat dengan istirahat baring total
  7. Pemberian infus dan elektrolit
  8. Pemberian obat-obatan untuk pematangnan paru dan tokolitik
  9. Pemeriksaan Hb,Ht,COT, golongan darah
  10. Pemeriksaan USG
  11. Awasi perdarahan terus menerus, tekanan darah (tensi), nadi dan denyut jantung janin
  12. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa, tergantung keadaan, pasien dirawat sampai kehamilan 37 minggu, selanjutnya penanganan secara aktif(kecuali bila terjadi peredarahan ulang segera di lakukan SC/seksio caesaria).

2.8 Penanganan Aktif
Kriteria :
  1. Usia kehamilan (masa gestasi) >37 minggu, Berat Badan Janin > 2500 gram
  2. Perdarahan banyak 500 cc atau lebih
  3. Ada tanda-tanda persalinan
  4. Ada tanda-tanda gawat janin
  5. Ke adaan umum ibu tidak baik, ibu anemis, Hb 8,0%

2.9 Penatalaksanaan Asuhan Ibu Dengan Plasenta Previa
  1. Tujuan dari penataksanaan asuhan pasien/ibu dengan plasenta previa ini, antara lain:
a.       Mencegah dan mengurangi timbulnya perdarahan baru
b.      Mencegah terjadinya infeksi
c.       Mempertahankan kesejahteraan janin dan bayi lahir sehat
d.      Memperbaiki keadaan umum
e.       Menyampaikan secara verbal pemahaman atas kondisi pasien dan penatalaksanaan yang dilakukan
f.       Mengidentifikasi dan menggunakan sistem pendukung yang tersedia
g.      Melakukan pematasan aktivitas yang dianjurkan
h.      Tidak ada implikasi yang berhubungan dengan perdarahan
i.        Kehamilan mencapai/mendeteksi

  1. Pengkaji
Wanita/ibu yang mengalami perdarahan pervaginam pada trimester ketiga memerlukan evaluasi yang bersifat emergensi/darut. Bidan/perawat kebidanan perlu melakukan pengkajian riwayat perdarahan, yang meliputi kehamilan, paritas dan gambaran perdarahan (beberapa lama, kejadian yang menyebabkan perdarahan, estimasi jumlah ikumpulkan oleh bidan/perawat kebidanan adalah status umum wanita, perkiraan umur kehamilan, jumlah perdarahan, tanda-tanda vita dan status janji. Pemeriksa laboraturium yang meliputi darah lengkap, hitung darah tepi, golongan drah status Rh, profile koagulasi serta cross match( contoh darah).

  1. Penatalaksanaan asuhan kebidanan di rumah sakit
a.       Penatalaksaan ekspektatif/yang di harapkan
Jika umur kehamilan kurang dari 36 minggu, tidak ada tanda-tanda persalinan, perdarahan sedikit atau berhenti, penatalaksanaan yang diharapkan adalah pengobatan yang umum (kolaborasi) untuk memberikan waktu pada janin menjadi matur.
b.      Penatalaksanaan aktif
1.      Jika plasenta previa sudah di diagnosa, maka perencanaan penatalaksanaan didasarkan atas umur kehamilan, jumlah perdarahan dan kondisi janin.
2.      Jika umur kehamilan sudah aterm dan ibu dalam masa persalinan atau perdarahan terus menerus, maka persalinan secara seksio caesaria secepatnya harus dilakukan.
3.      Jika pasien dengan plasenta previa parsial atau marginal perdarahan minimal, persalinan melalui vagina dapat dilakukan.
4.      Jika dilakukan persalinan seksio caesaria, bidan/perawat kebidanan secara terus menerus mengkaji keadaan janin dan ibu, sementara itu di persiapakan untuk pembedahan yang perlu di perhatikan yaitu:
a.       Mintalah ijin operasi
b.      Persiapan donor sewaktu-waktu bila ada perdarahan berulang dan untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu.
c.       Lakukan perawatan lanjut pasca bedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi dan keseimbangan cairan masuk-keluar.
5.      Tanda-tanda vital ibu dikaji secara teratur untuk mengetahui adanya penurunan tekanan darah, peningkatan nadi, perubahan kesadaran dan oliguri/urine sedikit. Pengkajian pada janin dipertahankan dengan monitoring fetal elektronik untuk mengkaji adanya tanda hipoksia.
6.     Perdaraha mungkin tidak berhenti dengan kelahiran bayi. Pelebaran pembuluh darah pada segmen bawah rahim mungkin terus menyebabkan perdarahan karena berkurangnya otot segmen bawah rahim. Mekanisme natural mengontrol perdarahan jika karakteristik otot uterus bagian atas terjalin dengan kuat, bukan traksi mengelilingi pembuluh darah terbuka. Hal ini tidak ada pada uterus bagian bawah. Peredaran darah pascapartum mungkin akan terjadi meskipun kontraksi fundus kuat.
7.     Dukungan emosiaonal untuk pasien/ibu dan keluarganya sangat penting.

  1. Penatalaksanaan dirumah
1.      Kriteria untuk penatalaksanaan perawatan di ru7mah harus diawasi oleeh petugas kesehatan (bidan atau perawat home care yang kompeten). Pertimbangkan untuk referal/rujukan, jika terjadi perdarahan aktif (Grobar,1994,samson.1992,dalam Bobak,1999)
2.      Ibu harus mempunyai supervisi ketat di rumah dengan keluarga, harus tahu bagaimana mengkaji keadaan ajanin dan aktivitas uterus serta perdarahan dan menghindari intercouse, douching dan enem. Kunjungan dengan petugas kesehatan sebaiknya di susun.
3.      Jika perawatan dirumah dengan perbatasan aktivitas yang lama, ibu sebaiknya memperhatikan tentang pekerjaan atau tanggung jawab keluarga atau mungkin menjadi bosan tanpa aktivitas, ibu sebaiknya didorong untuk berpartisipasi untuk perawatan dirinya atau keputusan tentang perawatan jika memungkinkan.

                                                      BAB III   
PENUTUP

Kesimpulan
Plasenta previa adalah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal pada segmen bawah rahir, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum, sedangkan kehamilan tersebut sudah viable atau mampu hidup di luar rahim.
Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan biasanya berulang. Darah pervaginam biasanya bewarna merah segar.


DAFTAR PUSTAKA
Maryani, Anik. Yulianingsih. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media (TIM).
Manuaba IBG. 2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Rukiyah Ai Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan.Jakarta : Trans Info Media











Tidak ada komentar:

Posting Komentar